Krisis Pangan Ancam Asia-Afrika
Sabtu, 04 Agustus 2012 – 18:01 WIB
Produksi pangan harus meningkat 70 persen untuk memenuhi kebutuhan itu," ujar salah seorang ilmuwan.
Baca Juga:
Walaupun kemarau di Amerika dan India telah menaikkan harga beberapa komoditas, secara keseluruhan Organisasi Makanan dan Pertanian PBB mengatakan persediaan makanan yang pokok masih cukup. Ancaman perubahan iklim global datang tatkala hasil panen padi dan gandum di Asia menurun.
"Dengan hitungan sederhana saja sudah bisa diketahui bahwa kita tidak akan dapat memenuhi angka tersebut kecuali dilakukan investasi yang signifikan untuk meningkatkan produktivitas di bawah skenario lahan yang ada saat ini, atau kecuali tersedia lebih banyak lahan baru untuk pertanian atau kita berhenti menggunakan ruang perkotaan dan menggunakannya untuk pertanian," tambahnya.
Asia mengimpor hampir 70 persen kedelai dunia dari Amerika Utara dan Amerika Latin dan sekitar 40 persen jagung yang sebagian besar untuk pakan ternak. Harga jagung sendiri telah melonjak ke tingkat tertinggi akibat kemarau parah dalam 50 tahun terakhir di mana hampir 90 persen dari tanaman jagung Amerika dihasilkan di daerah yang dilanda kekeringan. Kekeringan di Amerika dan dampaknya pada harga pangan harus menjadi peringatan bagi Asia Pasifik.
LONDON - Impor pangan dalam skala besar oleh negara Asia-Afrika meningkatkan kekhawatiran atas kerentanan pangan di masa depan. Karenanya para pakar
BERITA TERKAIT
- Dokter Asal Arab Saudi Pelaku Serangan yang Menewaskan 2 Orang di Pasar Natal
- Pengelolaan Perbatasan RI-PNG Jadi Sorotan Utama di Sidang ke 38 JBC
- Bertemu PM Pakistan, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan
- 13 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kapal di India Bagian Barat
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan