Krisis Pangan Global Mulai Terjadi, Bagaimana Status Indonesia?
jpnn.com, JAKARTA - Badan Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) melaporkan lebih dari 864 juta orang di dunia mengalami kerawanan pangan parah pada 2024, dengan Asia dan Afrika sebagai wilayah terdampak utama.
Perubahan iklim, konflik, dan ketidakstabilan ekonomi disebut sebagai pemicu utama.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan saat ini krisis pangan melanda sebagian negara seperti Jepang, Filipina dan Malaysia.
Dia memastikan kondisi stok pangan Indonesia dalam posisi aman.
“Kita tidak ingin rakyat antre beras seperti di Filipina atau panik seperti di Malaysia dan Jepang. Dengan cadangan yang cukup dan sistem distribusi yang tangguh, Indonesia bisa menjadi contoh dalam ketahanan pangan global,” kata Mentan Amran di Jakarta, Jumat.
Namun, untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan global yang dipicu oleh perubahan iklim dan ketidakstabilan distribusi, Indonesia akan mempercepat swasembada beras sekaligus memperkuat cadangan pangan nasional.
Mentan pun menyoroti kebijakan terbaru Pemerintah Jepang yang untuk pertama kalinya dalam sejarah, melepaskan 210.000 ton beras dari cadangan darurat satu juta ton akibat lonjakan harga ekstrem.
Saat ini kenaikan harga beras di Jepang mencapai 82 persen dalam setahun, dari ¥2.023/kg (Rp215.423) menjadi ¥3.688/kg (Rp393.000).
Badan Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) melaporkan lebih dari 864 juta orang di dunia mengalami kerawanan pangan parah pada 2024
- Peneliti TRI: Penataan Distribusi LPG Merupakan Langkah Strategis
- Mentrans Iftitah Harap Jepang Berinvestasi di Kawasan Transmigrasi
- Akademisi Nilai Tata Kelola LPG 3 Kilogram jadi Solusi Subsidi Tepat Sasaran
- Kebijakan DHE SDA: Fondasi Kukuh Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
- Akademisi Nilai Konsesi Tambang untuk UMKM & Koperasi Wujud Keadilan Ekonomi
- Pengusaha Diaspora Harap Iklim Usaha di Bawah Kepemimpinan Prabowo Baik