Krisis Pasokan, Harga Daging Naik 30 Persen

Krisis Pasokan, Harga Daging Naik 30 Persen
Krisis Pasokan, Harga Daging Naik 30 Persen
Pria yang juga menjadi Head of Corporate Communication PT Carrefour Indonesia ini memaparkan, kebutuhan untuk riteler penyedia daging segar di dua jenis ritel yakni Hypermarket dan Supermarket mencapai 12.700 ton per tahun. Dengan rincian kebutuhan hypermarket mencapai 6.200 ton setahun, sedangkan untuk supermarket sebesar 6.500 ton per tahun. Sementara tahun ini, suplai diprediksi merosot hingga hanya sebesar 10.033 ton.

Suplai daging segar di riteler telah menurun drastis sampai 21 persen. Padahal, meski kondisi suplai sebelumnya kurang dari kebutuhan, mungkin angkanya 5-10 persen saja. Saat ini merupakan kondisi paling buruk sejak tiga hingga lima tahun terakhir.

Satria menerangkan bahwa kekurangan suplai daging impor premium ini juga tak mampu ditutup oleh produksi daging di dalam negeri. Menurutnya, meski data resmi Pemerintah mengatakan jumlah populasi sapi tercatat surplus dibandingkan jumlah permintaan.

Satria mengaku kesulitan sekali untuk mencari substitusi daging impor dengan menggunakan daging lokal. "Sapi di RPH (rumah potong hewan) juga minim. Jadi tak mampu menyuplai kebutuhan kita. Kalaupun ada, sejauh ini yang memenuhi standar seperti kualitas dan higienitassnya kurang," tandasnya.

JAKARTA - Suplai daging segar yang mulai menipis lantaran dipangkasnya kuota impor daging, mulai berakibat pada gejala krisis daging premium di pasar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News