Krisis Populasi di Eropa dan Berkah dari Imigran
Sampai akhir 2017, penduduk Bulgaria berjumlah 7,2 juta jiwa. Sebanyak 20 persennya adalah kaum lanjut usia. Di Banitsa, kaum lanjut usia yang mendominasi.
Mereka yang muda tak mau tinggal di Banitsa yang sepi. Satu-satunya yang menjadi daya tarik hanyalah pemandangan alamnya.
Dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Bulgaria, Vratsa merupakan yang paling jarang penduduk. Juga, yang paling miskin. Tiap tahun jumlah penduduk di Kota Vratsa, ibu kota provinsi yang berjarak 20 kilometer dari Banitsa itu, menyusut 2.000 orang.
”Tanpa investasi baru, kota yang dulunya kawasan industri ini akan mati dalam sepuluh tahun,” kata Wali Kota Vratsa Kalin Kamenov.
Semua bermula pada era 90-an. Tepatnya setelah Uni Soviet bubar. Negara-negara di kawasan Eropa Timur kolaps.
Saat ini Bulgaria kehilangan lebih dari 1 juta penduduk usia produktif. Mereka pindah ke Eropa Barat yang lebih stabil dan makmur untuk mencari nafkah. Tak pernah kembali.
Jerman, menurut Georgi Angelov, ekonom Open Society Institute, mengalami masalah populasi yang sama dengan Bulgaria. Penduduk di Jerman juga banyak yang tua.
Bahkan, lebih banyak dari populasi lanjut usia Bulgaria. Data World Atlas menyebutkan bahwa 21,2 persen penduduk Jerman adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas.
Populasi penduduk di Eropa terus berkurang. Laju penyusutan tercepat terjadi di Bulgaria. Sikapnya yang anti-imigran ternyata justru mengundang masalah baru
- Dokter Asal Arab Saudi Pelaku Serangan yang Menewaskan 2 Orang di Pasar Natal
- Rezim Assad Tumbang, Jerman Langsung Tutup Pintu untuk Warga Suriah
- KJRI Hamburg Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Hasil UEFA Nations League: Jerman Berpesta Gol ke Gawang Bosnia-Herzegovina
- Hasil UEFA Nations League: Jerman Menang Atas Bosnia, Belanda vs Hungaria Berakhir Imbang
- 2 Kapal Angkatan Laut Jerman Bakal Berlabuh di Jakarta Minggu Depan, Ada Apa?