Krisis, Pukul Sektor Properti

Krisis, Pukul Sektor Properti
Krisis, Pukul Sektor Properti
JAKARTA - Krisis finansial global diprediksi bakal membawa konsekuensi serius pada sektor properti -yang berimbas pada melambatnya pertumbuhan sektor itu pada 2009. Kekhawatiran tersebut disampaikan Asociate Director Strategic Advicory Group, Utami Prasetyana, dalam konferensi pers di Gedung BEI Jakarta (4/11). "Saat ini para pengembang dan konsumen wait and see sebelum investasi," ujarnya.

Disisi lain, pihaknya juga menuding kebijakan moneter Bank Sentral yang menempuh cara dengan menaikkan suku bunga perbankan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, justru banyak membuat proyek properti ditunda karena aliran dana dari bank terhambat. "likuiditas yang ketat ini menyulitkan para pengembang dan juga konsumen," tambahnya. Saat ini para pengembang menggunakan alternatif pendanaan lain untuk membiayai proyeknya, seperti pendanaan hasil prapenjualan, kas sendiri, dan prakomitmen dari penyewa.

Disisi lain, krisis global yang melanda dunia saat ini tidak lantas mempengaruhi pertumbuhan perkantoran di Ibukota. Hal ini tampak dari pesatnya pertumbuhan perkantoran di daerah SCBD. Tercatat sampai akhir bulan ini, pasokan kumulatif ruang baru mencapai 3,81 juta meter persegi atau mengalami kenaikan lima persen dibandingkan tahun lalu.

Untuk pasokan baru, sampai kuartal I-2008 mencapai 344 ribu meter persegi, atau naik lebih 50 persen dari tahun sebelumnya. Begitupun dengan penyerapannya yang mencapai 260 ribu meter persegi atau diatas 30 persen dibandingkan periode 2007. Namun, tingginya inflasi di tahun 2008 dinilai bakal berpengaruh pada pertumbuhan sektor properti di tahun 2009. Pasalnya, daya beli masyarakat juga akan menurun. (esy/JPNN)

JAKARTA - Krisis finansial global diprediksi bakal membawa konsekuensi serius pada sektor properti -yang berimbas pada melambatnya pertumbuhan sektor


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News