Krisis! Tuntut Presiden Turun, 26 Orang Tewas dalam Satu Bulan
Demonstrasi di San Cristobal, ibu kota negara bagian Tachira. Foto: AFP
Maduro menolak untuk meletakkan jabatan, meski gelombang protes sudah berlangsung satu tahun belakangan ini. Masa jabatannya masih tersisa hingga 2019. Namun opisisi sudah mendesak pemilu luar biasa.
"Jangan menyerah, jika kami bisa mengendalikan tekanan ini, kami akan mencapai perubahan," ujar salah seorang anggota dewan dari oposisi, Freddy Guevara.
Krisis dan kerusuhan ini telah memicu perang saudara. Kerabat dan keluarga terpecah. Oposisi menuduh Maduro membiarkan pasukan negara dan gerombolan bersenjata menyerang demonstran. Sebaliknya, pemerintah menuduh oposisi mengobarkan keresahan.
"Berapa banyak lagi kematian yang dibutuhkan oposisi untuk meninggalkan cara-cara kekerasan demi kepentingan politik," kata Menteri Pertahanan Vladimir Padrino Lopez. (afp/adk/jpnn)
Krisis politik di Venezuela makin tegang. Tidak hanya di ibu kota negara, Caracas, kerusuhan menjalar di mana-mana. Massa pro dan kontra Presiden
Redaktur & Reporter : Adek
- Aplikasi Signal Tak Bisa Diakses di Venezuela dan Rusia
- Tak Terima Hasil Pilpres Venezuela, Amerika Desak Jagoannya Diakui sebagai Pemenang
- Balas Dendam, Venezuela Larang Semua Penerbangan ke Argentina
- Hasil Imbang di Kandang Sendiri, Brasil Bertekad Bangkit Saat Melawan Uruguay
- Timnas U-19 Indonesia vs Venezuela Segera Kick-Off, Berapa Skor?
- Dulu Kepercayaan Chavez, Eks Menteri Minyak Venezuela Jadi Buronan di Era Maduro