Krisis Venezuela: MA Incar Imunitas Pemimpin Oposisi

jpnn.com, KARAKAS - Juan Guaido terancam. Mahkamah Agung (MA) Venezuela berusaha mencabut imunitas pemimpin oposisi tersebut. Sebagai presiden Dewan Nasional Venezuela, Guaido memang kebal hukum. Semua dakwaan yang diarahkan kepadanya tidak bisa diproses, setidaknya hingga masa jabatannya habis.

MA tidak bisa begitu saja melucuti imunitas Guaido. Yang bisa melakukannya adalah legislator di Dewan Konstituen. Karena itu, Ketua MA Maikel Moreno meminta para anggota dewan segera memproses pencabutan imunitas Guaido. Dengan begitu, proses hukum terhadapnya bisa dilanjutkan.

''Guaido harus dituntut karena melanggar larangan meninggalkan negara ketika dia pergi keliling negara-negara Amerika Latin yang mendukung perubahan pemerintahan Venezuela,'' ujar Moreno. Permintaan itu hanya berselang sepekan dari putusan bahwa Guaido dilarang menjadi pejabat publik selama 15 tahun. Itu terhitung setelah dia lengser nanti.

BACA JUGA: Venezuela Dilanda Kegilaan Gara-Gara Listrik Mati

Di Venezuela, Dewan Nasional berbeda dengan Dewan Konstituante. Presiden Venezuela Nicolas Maduro membentuk Dewan Konstituante pada 2017 untuk mengubah undang-undang dan membuatnya menjabat lebih lama. Dua lembaga itu bekerja dengan kewenangan yang hampir sama. Bedanya, Dewan Nasional berisi oposisi, sedangkan Dewan Konstituante merupakan orang-orang pendukung Maduro.

Sejak Guaido memproklamasikan diri sebagai presiden Venezuela untuk menggulingkan Maduro, berbagai langkah dilakukan untuk menjegal usahanya. Termasuk melarangnya bepergian ke luar negeri. Namun, politikus Popular Will Party itu membangkang. Dia berkeliling ke beberapa negara untuk mencari dukungan. Total sudah lebih dari 50 negara yang mengakuinya sebagai presiden Venezuela sementara.

Sayangnya, bapak satu anak tersebut belum mampu membujuk militer untuk berpaling dari Maduro. Imbasnya, perjuangannya untuk menggulingkan Maduro seakan jalan di tempat. (sha/c15/dos)