Kritik Penanganan Covid-19 Jatim, Anggota DPRD: Rakyat yang Menjadi Korban
Dia juga mendorong Pemprov Jatim segera menyiapkan rumah sakit darurat/lapangan di beberapa daerah.
Menurutnya, tidak semua daerah punya kemampuan untuk membuat rumah sakit lapangan, sehingga seharusnya Pemprov Jatim hadir.
"Selain itu, ke depan Pemprov harus punya skenario penyiapan rumah sakit khusus penyakit infeksi yang menyebar di beberapa daerah,” ujarnya.
Catatan kedua, lanjut Deni, Pemprov Jatim tidak cukup mampu mengoordinasikan antardaerah dalam penanganan pandemi Covid-19.
“Masalah kisruh di Suramadu hanya satu contoh kecil betapa Pemprov Jatim tidak bisa memandu daerahnya dengan baik,” ujarnya.
Ketiga, Deni menambahkan, kepemimpinan di Pemprov Jatim tidak cukup mampu memberi teladan yang bisa membuat publik pada akhirnya patuh pada berbagai aturan terkait penanganan pandemi Covid-19.
Contohnya adalah masalah rangkaian pesta ulang tahun Khofifah dan Emil di kompleks Gedung Negara Grahadi yang mengundang kerumunan dan menghadirkan musisi tersohor.
“Gubernur, wagub, dan sekda setali tiga uang dalam masalah pesta ulang tahun. Ketiganya tidak memberi teladan,” ujarnya.
Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur Deni Wicaksono menilai duet kepempinan Khofifah Indar Parawansa, dan Emil Dardak tidak memiliki desain strategi yang jelas dalam penanganan Covid-19.
- Ketahui Penyebab Utama Tipes, Simak juga Tip Pengobatannya dari IDI Kabupaten Batang
- Technogym & MOIE Hadirkan Nuansa Elegan dalam Kebugaran
- Ancaman TBC Melonjak, Pencegahan dan Pengobatan Harus Jadi Fokus
- Mayapada Breast Clinic jadi Layanan Terpadu untuk Kanker Payudara
- HUT Ke-60 Golkar, Ahmad Irawan Gelorakan Semangat dan Gaya Hidup Sehat
- Danone Indonesia Perkuat Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Kesehatan Keluar