Kritik Rizal Ramli Terhadap Garuda Indonesia Bisa Jadi Kenyataan
jpnn.com, JAKARTA - Catatan laba bersih PT. Garuda Indonesia (Persero) pada 2016 sebesar Rp 124,5 miliar atau USD 9,36 juta.
Termasuk jumlah yang sangat besar. Namun, raihan tersebut justru menurun 88 persen dibandingkan laba bersih tahun lalu yang senilai Rp 1,03 triliun atau USD 78 juta.
Pada tiga bulan pertama 2017, Garuda Indonesia mengalami kerugian yang cukup besar yaitu sekitar Rp 1,31 triliun.
Sebelumnya, Garuda Indonesia disebut tidak mampu membayar utang-utangnya termasuk utang di Bank Mandiri.
Koalisi Pemerhati Penerbangan, Mahfud L mengatakan, sejak 2015, utang maskapai ternama itu mencapai Rp. 32,5 Triliun.
Kemudian meningkat kembali pada 2016 yang mencapai Rp. 36,6 Triliun. Lalu tahun ini hingga mencapai Rp. 39,6 Triliun.
Hal ini, tegasnya, harus diketahui oleh publik karena sekarang terkesan tidak ada masalah tapi merugikan uang negara dalam jumlah besar.
"Kita sebagai masyarakat melihat dari luar Garuda Indonesia itu bagus. Tapi aneh saja kuartal pertama saja sudah rugi triliunan dan utang yang sangat besar. Ini aset negara yang harus kita selamatkan,” tegas Mahfud dalam keterangan persnya.
Catatan laba bersih PT. Garuda Indonesia (Persero) pada 2016 sebesar Rp 124,5 miliar atau USD 9,36 juta.
- Puncak Nataru, Garuda Indonesia Group Menerbangkan 77.552 Penumpang
- Garuda Indonesia Berencana Menambah 15 hingga 20 Pesawat Tahun Depan
- Generasi Taruna
- Mulai Desember 2024, Garuda Indonesia Bakal Turunkan Harga Tiket Rute Domestik
- Garuda Indonesia dan Pusat Fertilitas Alpha IVF & Women’s Specialists Kuala Lumpur Teken Kerja Sama
- Menjelang Natal dan Tahun Baru, Garuda Pastikan tidak Ada Kenaikan Harga Tiket