Kritik Tajam Menteri Bambang Ditujukan ke Para Peneliti
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro meminta para peneliti menciptakan inovasi yang dibutuhkan masyarakat. Bukan sesuatu yang memenuhi keinginan sang peneliti.
"Tidak ada gunanya penelitian kalau tidak bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Saya tahu, meneliti itu sulit, makanya tidak semua jadi peneliti," kata Menteri Bambang saat menjadi pembicara kunci pada Penutupan Sidang Paripurna III Dewan Riset Nasional di Jakarta, Selasa (2/12).
Dia menambahkan, inovasi yang diciptakan peneliti harus disesuaikan dengan apa yang menjadi tantangan dan kebutuhan Indonesia saat ini dan menonjolkan potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia. Pertimbangan dalam prioritas riset dan inovasi di masa depan harus bergantung pada hal yang bisa dimanfaatkan dan berguna untuk masyarakat Indonesia dan dunia.
“Jangan sampai mengusulkan inovasi dari sisi kemampuan peneliti atau keberadaan teknologinya saja. Namun, kita harus bisa mendorong inovasi yang menjadi kebutuhan masyarakat banyak dan justru jika belum menguasai teknologinya," tuturnya.
Dia menyambut baik penyelenggaraan Sidang Paripurna Dewan Riset Nasional (DRNl yang bertujuan memetakan kebutuhan riset Indonesia menuju Indonesia Maju di tahun 2045. Menteri Bambang mengatakan akan mengakomodasi rekomendasi inovasi dari Dewan Riset Nasional (DRN) yang terdiri dari 9 bidang hasil bahasan komisi teknik DRN.
“Kami melihat dari sisi bahwa kami sudah punya prioritas riset nasional sembilan bidang, dengan empat puluh sembilan produk. Tentunya usulan dari DRN untuk inovasi baru itu akan kami coba akomodir masukan-masukan yang ada,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini Menteri Bambang mengajak para peneliti, akademisi dan inovator untuk selalu meningkatkan kualitas riset dan inovasinya. Jika pengembangan inovasi Indonesia hanya berjalan secara biasa tanpa disertai lompatan-lompatan besar, akan menghambat Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045.
Saat ini setiap negara berlomba-lomba menjadikan inovasi sebagai pengungkit perekonomian negaranya. Riset dan inovasi bukan lagi menjadi sebuah pilihan tetapi sebuah keharusan.
Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, inovasi yang diciptakan peneliti harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
- Sekolah Cendekia Harapan Raih 7 Penghargaan Bergengsi, Hadirkan Pendidikan Berbasis Penelitian
- Pakar Sebut Migrasi BPA dari Galon ke Air Sulit Terjadi
- ICoMUS 2024, UT Mendorong Kolaborasi Para Peneliti Multi Disiplin Ilmu
- Kepala BPKH Fadlul Imansyah Raih Gelar Doktor di UI
- Future Lestari Pertemukan Simple Planet & Pemerintah Indonesia untuk Menekan Stunting
- Bangun Kapasitas Penelitian Klinis di Indonesia, Grup RS Siloam & SCRI Bersinergi