Kritik YES, Harmonis NO

Kritik YES, Harmonis NO
Kritik YES, Harmonis NO

Presiden SBY pun tak tinggal diam. Ia pun meminta agar semua kandidat tidak menebarkan angin sorga. Tapi lebih realistis.

Adapun perkara neoliberalis, toh sudah merasuk sejak Orde Baru. Jangan-jangan, semua itu karena reformasi 1998 lalu yang tak tuntas mengoreksi Orde Baru. Kini kesempatan emas terbuka. Mungkin, seperti Presiden Hugo Chavez yang berani menginterupsi neoliberalis di Venezuela. Nah, siapa capres yang nekad menyusul Chavez?

Mereka yang rikuh, risih dan miris terhadap "perang kata-kata" itu, barangkali salah memaknai istilah kultural yang bernama harmonis dan tak saling "serang". Mungkin, karena negeri ini indah molek dengan gunung-gunung membiru dan sawah menguning. Ada ombak berdebur di tepi pantai, dan rayuan pulau kelapa yang bernyanyi sesamanya.

Dalam politik, malah berbahaya jika sampai hubungan antar-partai, antar-capres maupun antar-eksekutif dan legislatif, sangat harmonis. Ini benih-benih dari KKN dan oligarki yang justru sangat berbahaya. Bisa-bisa terjadi konspirasi, bahkan korupsi berjamaah karena sudah saling kompak.

KETIKA Presiden SBY dan Wapres JK terlihat mesra di layar televisi, Rabu (27/5), sungguh politik adalah sebuah "cabang kesenian". Keduanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News