Kritikan Pengamat buat Anggapan Bawaslu soal Safari Politik Anies Baswedan Tidak Etis

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Zaenal A Budiyono mengkritisi pandangan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tentang Anies Baswedan selaku bakal capres dari Partai NasDem bertindak kurang etis.
Menurut Zaenal, Bawaslu bukanlah lembaga yang berwenang soal etika.
“Etika tidak memiliki institusi resmi sebagai penafsir tunggal. Sebaliknya, ia tumbuh dan hidup bersama dengan dinamika masyarakat,” ujar Zainal melalui layanan pesan kepada JPNN.com, Jumat (16/12).
Mantan asisten staf khusus kepresidenan itu berpendapat sebaiknya penilaian tentang etis atau tidaknya safari politik Anies Baswedan itu diserahkan kepada masyarakat.
“Bukan anggota Bawaslu yang menilai melaui parameter etika, itu out of context,” tutur Zainal.
Direktur eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC) itu juga menyoroti teguran dari Bawaslu soal Anies dianggap mencuri start kampanye.
Merujuk UU Pemilu dan peraturan turunannya, Zainal berpendapat safari mantan gubernur DKI itutidak bisa didefinisikan sebagai aksi mencuri start kampanye, apalagi dianggap sebagai tindakan kurang etis.
Menurut Zainal, tahapan kampanye Pilpres 2024 baru dimulai pada 28 November 2023 sehingga apa pun yang dilakukan oleh Anies maupun bakal capres dari partai mana pun tidak bisa dianggap mencuri start kampanye.
Sebaiknya penilaian tentang etis atau tidaknya safari politik Anies Baswedan diserahkan kepada masyarakat. Bawaslu bukanlah lembaga yang berwenang soal etika.
- Usut Kasus CSR BI, KPK Periksa 2 Anggota DPR dari Nasdem
- Anggota Brimob Tembak Warga di Sulut, Legislator NasDem: Polri Harus Menindak Pelaku dengan Tegas
- Bawaslu Banggai Dalami Dugaan Pelanggaran Pemilu di Lokasi PSU
- Ketua Bawaslu Bandung Barat Mengaku Sudah Dua Kali Konsumsi Narkoba
- Pengakuan Ketua Bawaslu KBB Setelah Ditangkap Polisi, Anda Percaya?
- Sampaikan Laporan saat Rapur, Komisi II Punya 10 Catatan soal Evaluasi Pimpinan DKPP