Kritisi Rencana Polri - BPET MUI Memetakan Masjid, Reza Indragiri: Batalkan!
Begitu pula dari sisi reliabilitas, ketika sebuah masjid dicap berafiliasi dengan terorisme, berapa lama cap itu akan berlaku? "Pasti perlu monitoring berkala, dan itu mahal dari segi anggaran," sebutnya.
Dia pun menilai rencana pemetaan itu menstigmakan masjid sebagai satu-satunya rumah ibadah yang dianggap bermasalah.
"Ini pertanda bias sekaligus gross generalization terhadap rumah ibadah tertentu," ucap penyandang gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne Australia itu.
Menurut Reza, pemetaan oleh Polri tersebut bisa mengganggu keharmonisan relasi antarumat Islam, terutama jemaah masjid sendiri.
Baca Juga: Parah! Ini Fakta Baru soal Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat, Mengejutkan
"Jadi, saling menaruh prasangka, bahkan polisi yang datang ke masjid sebatas untuk salat pun bisa disikapi sebagai orang yang mencurigakan," ucap Sarjana Psikologi dari UGM Yogyakarta itu.
Reza mengatakan isme-isme destruktif pada masa kini menyebar deras melalui situs-situs internet dan media sosial. Self-radicalization dan self-recruitment adalah mekanismenya. Penyebaran paham seperti itu juga bisa terjadi di mana pun dan kapan pun.
"Alhasil, dengan nature regenerasi teror sedemikian rupa, apa justifikasi Polri dan BPET MUI untuk melakukan pemetaan sekaligus pemantauan terhadap masjid?" ujar Reza mempertanyakan.
Reza Indragiri Amriel kritisi rencana Polri dan BPET MUI memetakan masjid untuk mencegah ekstremisme dan radikalisme. Analisisnya tajam.
- Arus Mudik Lebaran Lancar, Anggota DPR Apresiasi Kerja Keras Korlantas Polri
- Arus Mudik Padat, Contraflow Berlaku di Tol Cipali dan Jakarta-Cikampek
- Kapolda Riau Pantau Jalur Mudik dari Udara, Pastikan Lalu Lintas Lancar dan Aman
- Salat Id di Wilayah Polres Priok Berjalan Khidmat Berkat Sinergi Masyarakat dan Aparat
- Ketua MUI Ajak Umat Islam Tetap Memiliki Integritas Seusai Ramadan
- MAJT Siapkan 4 Pintu Masuk untuk 25 Ribu Jemaah Salat Idulfitri 1446 H