Kroni Texmaco
Oleh: Dahlan Iskan
Ia juga menjadi ''saksi'' proklamasi. "Tanggal 16 Agustus 1945 saya masih menyanyikan lagu nasional Jepang. Tanggal 18 Agustus saya sudah menyanyikan Indonesia Raya," katanya.
Ketika kelas 2 SMP, Sinivasan merantau ke Jakarta. Putus sekolah. Ia dagang tekstil di Pasar Tanah Abang.
Ia kenal Menteri Berdikari TD Pardede. Yakni pengusaha tekstil terkemuka di Medan. Pardede sampai punya klub sepak bola terkenal kala itu: Pardedetex.
Pardedelah yang minta Sinivasan agar jangan hanya berdagang. "Bikinlah industri tekstil. Di Jawa Tengah. Kita harus Berdikari di bidang sandang," ujar Pardede, menteri kebanggaan Bung Karno itu -seperti ditirukan Sinivasan.
Mulailah Sinivasan ke Semarang. Bikin pabrik tenun sederhana. Membuat kain dengan mesin yang digerakkan tangan.
Dari situlah berkembang menjadi industri tekstil. Lalu berkembang lagi ke industri mesin tekstil. Texmaco memproduksi mesin-mesin tenun.
Dari mesin tenun Texmaco berkembang ke mesin-mesin lainnya. Termasuk traktor. Molding. Truk, dan mesin apa saja.
Ketika Pak Harto mulai mendengungkan cintailah produksi dalam negeri, Texmaco diperintahkan membuat mesin truk. Lahirlah truk merek Perkasa. Pemerintah memesan Perkasa 1000 truk. Termasuk untuk tentara.