Kronologi Awal Pembacokan dan Perusakan Pesantren di Jepara
jpnn.com, JEPARA - Polisi menangkap dua santri salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Bangsri, Jepara, Jawa Tengah, karena melakukan pembacokan.
Polisi juga meringkus tiga warga yang melakukan perusakan ponpes.
"Para pelaku yang ditangkap tersebut merupakan buntut keributan di pondok pesantren hingga ada kasus pembacokan, kemudian berbuntut adanya aksi perusakan oleh tiga warga," kata Kasat Reskrim Polres Jepara AKP Ahmad Masdar Tohari didampingi Kasubsipenmas Sihumas Ipda Basirun dan Kanit III Unit Tipikor Ipda Siswanto saat gelar jumpa pers di ruang Satreskrim, Jumat.
Dua santri yang diduga terlibat dalam aksi pembacokan berinisial HM dan BU.
Sementara itu, tiga pelaku perusakan pondok pesantren berinisial MT, MS, dan AS.
Kasus pembacokan, kata Ahmad Masdar, terjadi ketika istri korban pembacokan berinisial S mengaku diancam oleh santri ponpes berinisial BU tersebut menggunakan senjata tajam.
Korban S bekerja di luar kota langsung pulang mendengar kabar tersebut.
"Sepulang dari luar kota, korban S langsung klarifikasi ke pondok pada hari Minggu (18/6). Dia mencari santri yang bernama BU," ujarnya.
Begini awal mula kasus pembacokan dan perusakan pondok pesantren di Jepara, Jawa Tengah.
- Pemilik Ponpes di Jaktim Diduga Sodomi Santri, Sahroni Geram
- Pimpinan Pesantren di Lombok Tengah Diduga Setubuhi 5 Santriwati
- Ini Pemicu Pembacokan 3 Warga di Lombok Timur saat Malam Tahun Baru
- Resmikan Greenhouse, KEHATI Dorong Pelestarian Tanaman Herbal di Ponpes
- 2 Mak-Mak Tewas Dibacok, Pelaku Diduga...
- 2 Desa di Jepara Dilanda Puting Beliung, 21 Rumah Rusak