Kronologi Munculnya Buku LKS Itu Akhirnya Terbongkar
"Jadi namanya itu bukan LKS, tetapi Buku Muatan Aktivitas Anak Didik," tegasnya.
Buku Muatan Aktivitas Anak Didik berbeda dengan LKS. Buku itu tidak hanya berisi kumpulan soal layaknya LKS.
Melainkan berisi tugas-tugas individu dan kelompok. Juga ada proyek kerja yang bisa dilakukan para siswa.
Ketika itu, John juga mengingatkan Acai untuk tidak menjual-belikan buku itu di sekolah. Karena itu dilarang. Acai sepakat. Buku itu, kata Acai, akan dijual di tokonya dan diedarkan ke toko-toko lain.
Sebelum buku itu diperbanyak, John mengirimkan contoh buku ke Acai. Setelah disetujui, buku itu diperbanyak di Solo, di percetakan PT Wangsa Jatra Lestari.
John mengatakan, Acai memesan 4.000 eksemplar untuk setiap judul buku. Total, ada 50 judul buku yang dibuat. Kelima puluh itu meliputi semua mata pelajaran untuk kelas I sampai kelas VI SD dan kelas VII hingga IX SMP.
Setelah diproduksi, Acai menjual buku itu di Toko Harapan Utama miliknya. Ia juga menitipkan buku itu ke lima toko mitra kerjanya.
Acai mengaku tidak tahu jika kemudian buku yang ia jual itu laris di pasaran. Ia menganggap hal itu sebagai berkah usaha.
Dunia pendidikan kota Batam dihebohkan polemik jual beli buku LKS dalam beberpa pekan terakhir ini.
- Wali Kota Minta Guru Tidak Boleh Terlibat LKS
- Wali Kota Ini Geram Tudingan Dewan Ada Pejabat Bermain
- Pengelola Toko Diminta Kembalikan Uang Para Wali Murid
- Top! Wali Kota Ini Larang Seluruh Sekolah Gunakan LKS
- DPRD Panggil Enam Pengelola Toko Penjual LKS
- Penjual Buku LKS Bantah Main Mata dengan Pihak Sekolah