KSAL Yudo Meresmikan 2 Kapal Penyapu Ranjau

Kedua kapal itu memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya, berbahan baja non-magnetik yang sementara ini hanya ada di galangan luar Indonesia.
Kemudian, memiliki "degausing system" untuk mengurangi kemagnetan kapal. Selain itu, dilengkapi penggerak motor elektrik untuk mengurangi tingkat kebisingan.
Kapal itu memiliki dimensi yang lebih besar dengan panjang 61,4 meter dan lebar 11,1 meter. Kapal juga memiliki peralatan sonar terbaru yang mampu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air.
Tidak hanya itu, kapal tersebut juga memiliki ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk identifikasi dan netralisasi ranjau, AUV (Autonomous Underwater Vehicle) untuk membantu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air
Kemudian, akan dilengkapi dengan USV (Unmanned Surface Vessel), yakni kapal tanpa awak untuk pemburuan dan penyapuan ranjau.
Pembangunan kapal perang secara berkelanjutan ini merupakan program prioritas KSAL Yudo yang berkomitmen meningkatkan dan mengembangkan kekuatan dan kemampuan pertahanan secara profesional. Khususnya pertahanan matra laut yang syarat dengan teknologi dan perkembangannya sangat dinamis.
Urgensi pengadaan kedua kapal tersebut adalah dikarenakan Indonesia memiliki laut yang sangat luas.
Adapun 2/3 wilayah Indonesia terdiri dari lautan yang masih banyak terdapat ranjau laut peninggalan perang dunia ke-2.
KSAL Laksamana Yudo Margono meresmikan dua kapal penyapu ranjau. Dua kapal yang akan memperkuat armada TNI AL itu diberi nama Pulau Fani dan Pulau Fanildo.
- GM FKPPI Tegaskan Komitmen Jaga Demokrasi di Tengah Transformasi Peran TNI
- Diskusi UU TNI di Kampus, Pangdam I/BB: Kami Terbuka terhadap Kritik
- Bea Cukai dan TNI Memperkuat Sinergi Pengawasan yang Solid di Yogyakarta dan Nunukan
- Perkuat Sinergisitas, Panglima TNI Terima Kunjungan Ketua BPK RI
- Haidar Alwi: TNI-Polri Peringkat 5 Pasukan Penjaga Perdamaian Dunia
- Usut Kasus Korupsi di Kemenhan, KPK Panggil eks Direktur DKB