KSAU: Airman Hidup Melawan Kodrat

jpnn.com - JAKARTA – Peringatan HUT TNI AU ke-70 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (9/4) tak hanya menampilkan atraksi memukau para prajurit dirgantara TNI AU.
HUT bertema "Dilandarsi Moralitas, Integritas, Profesionalitas dan Militansi, TNI AU Siap Mengamankan Wilayah Dirgantara dalam Rangka Penegakan Kedaulatan dan Keutuhan NKRI", itu juga diharapkan dapat terus membentuk anggota TNI yang berkarakter kuat.
"Kita airman ini sudah melawan kodrat. Harusnya di darat menghirup oksigen yang enak, mengikuti gravitasi, tapi kita bermain-main di udara," kata Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriyatna usai peringatan HUT TNI AU ke-70 di Lanud Halim Perdanakusuma.
Bukan tanpa maksud Agus berkata demikian. Menurut dia, karena hidup melawan kodrat maupun doktrin seharusnya, maka anggota TNI AU harus kuat. "Harus punya karakter yang kuat," ujarnya.
Untuk bisa melawan tuntutan itu, anggota juga harus terlatih, tidak mudah tergoda dan terganggu dengan hal-hal di luar doktrin Swa Bhuwana Paksa. Segala perbuatan atau tindakan harus direncanakan.
Ia mencontohkan, misalnya dalam operasi serangan udara, harus benar-benar terencana dan kompak. Tidak bisa dengan mudah mengambil keputusan atau memaksakan sesuatu yang pada akhirnya membahayakan.
“Kalau airman sedikit saja lupa, sombong, bahaya dan itu tidak boleh. Moralitas, integritas dan akhlak harus baik," katanya.
HUT TNI hari ini diisi dengan serangkaian demo kemampuan pasukan tempur darat maupun udara. Tim Bravo Paskhas mensimulasikan pembebasan sandera. Sedangkan pesawat tempur TNI unjuk kebolehan dengan atraksi akrobatik hingga simulasi menggempur musuh. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pengangkatan PPPK & CPNS 2024: Daftar Nama Instansi Penerima Penghargaan dari BKN
- Kabar Baik soal Penempatan Guru PPPK di Jateng, Semoga Relokasi Disetujui
- Ulah Oknum Dokter di Malang Ini Agak Lain, Minta Pasien Melepas Baju, Korban Trauma!
- KPK Menggeledah Rumah La Nyalla, Hardjuno: Penegakan Hukum Jangan Jadi Alat Politik
- Kasus Suap Hakim Rp 60 Miliar, Ada Catatan Ini di Rumah Marcella Santoso
- Ditanya Pemanggilan La Nyalla, KPK: Tunggu Saja