KSAU: Belum Semua Pesawat Punya Pendeteksi Cumulonimbus
jpnn.com - JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya Agus Supriatna mengungkapkan pesawat Indonesia belum semuanya memiliki peralatan radar canggih untuk mendeteksi adanya awan Cumulonimbus (CB) yang berbahaya. Awan itu, kata dia, bisa saja menjadi penyebab terjadinya gangguan maupun kecelakaan pada pesawat. Ini disampaikan Agus menyusul dugaan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh akibat masuk awan tersebut.
"Kalau pengalaman saya, jelas awan CB berbahaya. Saya juga punya pengalaman masuk awan CB. Empat pesawat masuk satu hilang karena kita enggak punya radarnya. Kalau punya radar pasti kita menghindar, awan CB itu harus dihindari oleh pesawat," ujar Agus usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat, (2/1).
Meski demikian, Agus enggan menyimpulkan bahwa pesawat AirAsia jatuh karena terjebak awan berbahaya tersebut. Menurutnya, penyebab jatuhnya pesawat Harris menunggu penemuan black box pesawat tersebut.
"Yang penting black boxnya ketemu. Jadi kita bisa tahu apa yang terjadi di kopit itu apa yang dibicarakan kapten dan kopit semua akan bisa dianalisa," sambung Agus.
Agus menyatakan untuk menghindari awan tersebut sebuah pesawat harus kembali ke bandara atau pun mencari jalan lain dengan melakukan konfirmasi terlebih dulu. (flo/jpnn)
JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya Agus Supriatna mengungkapkan pesawat Indonesia belum semuanya memiliki peralatan radar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan