KSHUMI: Harapan Kiai Ma'ruf ke KPK Jauh Panggang Dari Api
Minggu, 29 Desember 2019 – 10:50 WIB

Ketua Eksekutif Nasional BHP KSHUMI Chandra Purna Irawan. Foto: Dokpri for JPNN.com
jpnn.com, JAKARTA - Komunitas Sarjana Hukum Muslim Indonesia (KSHUMI) menyoroti harapan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bawah kepemimpinan komisioner dan dewan pengawas yang baru.
Nah, Ketua Eksekutif Nasional BHP KSHUMI, Chandra Purna Irawan dalam pendapat hukumnya yang diterima jpnn.com, Minggu (29/12), menyampaikan bahwa semua orang tentu berharap agar KPK menjadi lembaga yang mampu memberantas tindak pidana korupsi.
Namun demikian, kata Chandra, harapan tersebut harus ditunjang dengan realitas, dan regulasi yang ada. Sementara UU KPK yang baru sepertinya berpotensi tidak memberikan harapan tersebut karena di dalam UU KPK yang baru tidak menyebutkan komisioner KPK sebagai penyidik dan penuntut umum.
"Di dalam UU KPK yang lama pimpinan otomatis menyandang status sebagai penegak hukum yaitu penyidik dan penuntut umum. Namun, kini status itu ditiadakan," kata Chandra.
Berikutnya, di dalam UU KPK yang baru terdapat Dewan Pengawas yang bukan berstatus sebagai penegak hukum. Padahal secara hukum yang dapat melakukan perintah penggeledahan, penyadapan, penyitaan itu adalah aparat penegak hukum. Meski bukan penegak hukum, Dewan Pengawas justru masuk dalam proses penegakan hukum.
"Di dalam KUHAP, upaya paksa seperti penggeledahan, penyitaan, penahanan, menjadi kewenangan eksklusif penegak hukum (penyidik dan penuntut umum), sementara dewan pengawas bukan penegak hukum," jelasnya.
Selain itu, Chandra mengatakan bahwa komisioner dan dewan pengawas di dalam UU KPK yang baru bukan penegak hukum. Apabila mereka terlibat dalam penetapan tersangka atau memberi perintah dalam penegakan hukum, maka hampir dipastikan lembaga antirasuah itu kalah jika terdakwa mengajukan praperadilan.
KSHUMI menyoroti harapan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin terhadap KPK di bawah kepemimpinan komisioner dan dewan pengawas yang baru.
BERITA TERKAIT
- KPK Sinyalir Uang Jutaan Dolar dari Izin Tambang era Rita Mengalir ke Japto dan Ahmad Ali
- KPK Sinyalir Satori dan Heri Gunawan Selewengkan Dana CSR BI Lewat Yayasan
- KPK Telusuri Aset Wali Kota Semarang Hevearita, Potensi Penyitaan Menguat
- Mbak Ita & Suami Ditahan KPK, Balai Kota Semarang Sambut Pimpinan Baru
- KPK Dalami Korupsi Shelter Tsunami NTB, Waskita Karya Berpotensi Jadi Tersangka Korporasi
- Seusai Mengakhiri Jabatan Wali Kota Semarang, Mbak Ita dan Suami Langsung Ditahan KPK