KTNA: Bertani Kini Lebih Mudah dan Menguntungkan

Ide ini bermula dari kegelisahan KTNA melihat kurang dipasarkannya olahan hasil pertanian Indonesia di pasar ritel. KTNA Mart diminta menjajakan minimal 30 persen produk pertanian lokal. Dan terus dinaikkan secara bertahap.
Sebagai contoh produk lokal yang potensial dipasarkan, KTNA menghadirkan sejumlah UMKM yang mengolah hasil produk pertanian.
Salah satunya Ibu Lasmi dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Jakarta Selatan, yang sangat terkenal keberhasilannya mengembangkan kami gendong. Sayangnya ia merasa kesulitan meluaskan pasar jamu racikannya, yang ia jamin keaslian dan kemurnian penggunaan bahan-bahannya. Sekaligus tanpa menggunakan bahan pengawet.
"Salah satu racikan saya uang mulai populer adalah Sanapis. Yaitu campuran sawi, nanas, dan jeruk nipis. Ini berkhasiat untuk melancarkan pencernaan, mencegah osteoporosis, menurunkan kadar kolesterol, dan bisa meredakan batuk. Tapi saya kesulitan masuk ke pasar ritel karena ada biaya-biaya yang memberatkan untuk UMKM," ujar Lasmi.
Ia berharap peningkatan produksi yang telah dicapai dengan segenap dukungan Pemerintah melalui Kementan, dapat disinergikan dengan membuatkan sebuah wadah untuk memasarkan produk-produk hasil olahan hasil pertanian.(adv/jpnn)
Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir mengatakan menjalani aktifitas pertanian saat ini lebih mudah dan menguntungkan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Standar Pelayanan RIPH
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT
- Mentan: Pengamat Rugikan Negara Rp5 Miliar Bukan Sosok Asing, Guru Besar
- Mentan Amran Bangun Kerja Sama dengan Yordania, Ketua GAN Yakin Sektor Pertanian RI Bakal Maju
- Wujudkan Satu Data Pertanian di Kabupaten Sukabumi, Kementan dan BPS Bersinergi
- Panen Raya 2025, Serapan Gabah Naik 2.000 Persen