KTT G20 Diharapkan Hasilkan Kesepakatan Konkret Atasi Krisis Pangan Global
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan Indonesia akan menjadi perhatian dunia dalam penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, pada 15-16 November ini.
Hal itu tidak terlepas dari performa perekonomian Indonesia dalam kondisi yang baik untuk memimpin G20.
"Dari segi recognition, Indonesia akan menjadi perhatian dunia," kata Menko Airlangga.
Ketum Golkar itu menjelaskan ekonomi Indonesia tumbuh impresif sebesar 5,72 persen (yoy) pada Kuartal III-2022 pada saat G20 Indonesia berlangsung.
Pemerintah juga berhasil menekan tingkat inflasi menjadi 5,7 persen. Selain itu, Indonesia juga akan memegang keketuaan ASEAN.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan capaian Indonesia itu membuktikan ekonomi lebih resilien dibanding negara maju atau negara besar lain.
Meski demikian, Faisal menekankan untuk lebih mewaspadai masa selanjutnya.
“Ini menunjukkan sebenarnya ekonomi Indonesia itu relatif lebih resilien. Dibandingkan dengan negara-negara yang ada di luar, terutama negara-negara maju, negara-negara yang lebih besar. Namun, ini tidak berhenti di Kuartal III saja. Yang perlu kita waspadai adalah ke depannya di Kuartal IV dan 2023,” terangnya.
KTT G20 diharapkan membawa hasil konkret bagi masyarakat dunia terlebih di tengah berbagai tantangan seperti konflik geopolitik maupun isu kerawanan pangan.
- Prabowo Bakal Suntik Mati Operasional PLTU dalam 15 Tahun
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
- Hadapi Krisis Pangan, Jokowi Resmikan Pusat Riset Genomik Pertanian
- Hadapi Ancaman Krisis Pangan, Kementan Targetkan Tambah Lahan Tanam 44.734 Ha di Jambi
- Gerak Cepat, Ini Langkah Strategis Kementan Menghadapi Ancaman Krisis Pangan Global
- Antisipasi Krisis Pangan, Kementana Gerak Cepar Berikan Ratusan Pompa Air di Riau