KTT ke-22 ASEAN - RRT, Jokowi Singgung Perundingan Laut China Selatan
jpnn.com, BANGKOK - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa selama hampir tiga dekade, kemitraan ASEAN-RRT telah menjadi lokomotif perdamaian dan stabilitas di kawasan. Hal itu tidak terlepas dari adanya komitmen yang sama untuk memastikan stabilitas dan perdamaian sebagai kunci kesejahteraan.
Pernyataan ini disampaikan Jokowi ketika berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi ke-22 ASEAN - RRT di Impact Exhibition & Convention Center, Bangkok, Thailand, Minggu (3/11).
“Pada bulan Juni lalu, ASEAN telah mengesahkan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Outlook ini mendorong seluruh negara di Kawasan untuk mengedepankan kolaborasi dan menanggalkan rivalitas,” katanya.
Presiden ketujuh RI itu berharap stabilitas keamanan dan kesejahteraan bukan hanya dinikmati oleh Kawasan Asia Pasifik, tetapi juga lebih luas di Kawasan Indo-Pasifik. Jokowi juga menegaskan bahwa ASEAN terbuka untuk bekerja sama dengan RRT dalam kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, yang salah satunya memfokuskan kerja sama konektivitas dan infrastruktur.
“Kolaborasi membangun konektivitas dan infrastruktur adalah kebutuhan yang mendesak antara ASEAN dan RRT,” tutur suami Iriana itu.
Pada saat itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa sinergi Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) 2025 dan Belt and Road Initiative (BRI) menjadi sebuah keniscayaan.
Pengembangan konektivitas dan infrastruktur jiga sangat penting untuk menjamin pertumbuhan ekonomi, termasuk dalam pengembangan pusat pertumbuhan baru di Kawasan Indo-Pasifik.
Untuk itu, Indonesia berencana untuk menyelenggarakan Indo-Pacific Infrastructure and Connectivity Forum pada 2020. “Kami mengundang RRT baik Pemerintah maupun sektor swasta, untuk dapat hadir pada Forum tersebut,” kata Jokowi.
Isu lainnya yang disampaikan Presiden adalah pentingnya mempertebal Strategic Trust di Kawasan karena merupakan kata kunci dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Kawasan termasuk di Laut China Selatan.
“Trust akan terwujud jika kita berkomitmen untuk mengutakan dialog dan penyelesaian sengketa secara damai dan menghormati serta mematuhi hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982,” sebut.mantan wali kota Solo itu.
Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi juga menjelaskan bahwa pada tahun ini kita telah menyelesaikan putaran pertama perundingan Code of Conduct in the South China Sea.
Dia berharap kemajuan dalam perundingan tersebut dapat selaras dengan situasi di lapangan dan tidak ada satu pihak manapun melakukan tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan.
“Dengan cara ini strategic trust antara ASEAN dan RRT dapat terjaga. Jika ini dilakukan, kemitraan ASEAN-RRT dalam 3 dekade ke depan akan menjadi pilar penting bagi stabilitas, perdamaian dan kemakmuran di Kawasan Indo-Pasifik,” tandasnya.(fat/jpnn)
Presiden Jokowi juga menjelaskan bahwa pada tahun ini kita telah menyelesaikan putaran pertama perundingan Code of Conduct in the South China Sea.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Laut China Selatan, Teledor Atau Terjerat Calo Kekuasaan
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Jokowi Seharusnya Tidak Memanfaatkan Prabowo Demi Kepentingan Politik Pribadi
- Prabowo dan Jokowi Bertemu di Surakarta, Lalu Makan ke Angkringan
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?