Kualitas Pertanyaan Prabowo di Debat Capres Justru Memalukan
jpnn.com - JAKARTA - Mantan Sekretaris Militer Kepresidenan yang kini menjadi Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin mengkritisi kualitas pertanyaan Prabowo Subianto ke Joko Widodo dalam debat calon presiden yang digelar Minggu (22/6) malam. Menurut Hasanuddin, pertanyaan yang dilontarkan Prabowo ke capres yang dikenal dengan sapaan Jokowi itu tidak mencerminkan kualitasnya sebagai seorang jenderal.
Hasanuddin mengatakan, harusnya Prabowo mengajak Jokowi memperdebatkan hal-hal yang lebih sulit. “Sebagai seorang mantan jenderal bintang tiga, mestinya Prabowo bisa melemparkan pertanyaan-pertanyaan soal sistim pertahanan yang menyulitkan Jokowi,” kata Hasanuddin di Jakarta Senin (23/6).
Pria yang kini menjadi politisi PDI Perjuangan itu menambahkan, banyak hal yang sebenarnya bisa ditanyakan ke Jokowi andai Prabowo memang memahami persoalan. Misalnya soal parameter postur TNI, operasi militer selain perang (OMSP), rencana strategis (renstra) TNI dan hal lainnya termasuk operasi militer.
Sayangnya, kata Hasanuddin, hal itu tidak ditanyakan Prabowo. Pensiunan TNI dengan pangkat terakhir mayor jenderal itu justru menganggap Prabowo bingung.
“Prabowo terkesan bingung membuat pertanyaan tentang strategi pertahanan dan ternyata dia malah tak paham soal-soal kemiliteran. Sebagai sesama mantan jenderal saya benar-benar malu,” pungkas mantan tentara yang pernah menimba ilmu di Sorbonne University, Prancis itu.(ara/jpnn)
JAKARTA - Mantan Sekretaris Militer Kepresidenan yang kini menjadi Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin mengkritisi kualitas pertanyaan Prabowo
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kanwil Bea Cukai Jakarta Rilis Kinerja Pengawasan Selama 2024 dalam Dukung Asta Cita
- Sinergi Tanpa Sekat Jadi Kunci Kemajuan Wilayah Metropolitan
- Tidak Sepakat dengan Prabowo, Gus Falah: Koruptor Tetap Dihukum dan Uang Rasuah Disita
- Rupiah Melemah Lagi, Misbakhun: Tidak Ada Hubungannya dengan Penggeledahan KPK di Kantor BI
- ASDP Siap Layani Penyeberangan 3 Juta Penumpang Selama Libur Nataru
- Kewenangan Dewan Pertahanan Nasional Dianggap Berbahaya Bagi Demokrasi dan HAM