Kualitas Rendah, Garam Lokal Kalah Bersaing
jpnn.com - JAKARTA – Masalah serius tengah membelit industri nasional berbahan baku garam.
Industri lokal dipaksa menyerap garam lokal untuk memenuhi kebutuhan bahan baku.
Padahal, kualitas garam lokal belum memenuhi spesifikasi kebutuhan industri.
Sebagai komoditi strategis, sejatinya penggunaan garam terus meningkat. Baik untuk keperluan konsumsi maupun industri.
Penyerap terbesar garam adalah kelompok industri kimia dengan kebutuhan rata-rata 2,05 juta ton dan industri aneka pangan 450 ribu ton.
Namun, faktanya hasil produksi garam lokal hanya dapat dipakai untuk konsumsi sedang untuk industri belum memenuhi syarat.
Di sisi lain, pengembangan lahan eksisting di Nusa Tenggara Timur (NTT) belum jelas.
Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) Tony Tanduk tidak membantah kualitas garam lokal Indonesia sangat rendah dan impuritis (kotoran) tinggi.
JAKARTA – Masalah serius tengah membelit industri nasional berbahan baku garam. Industri lokal dipaksa menyerap garam lokal untuk memenuhi
- BNI Culture Fest 2024: Transformasi Dalam Membangun Budaya Kerja & Kinerja
- Dampingi Prabowo Bertemu PM Trudeau, Menko Airlangga: Ini Mampu Tingkatkan Perdagangan
- Kemenko Perekonomian Meluncurkan Satgas Jejaring Advokasi Inklusi Keuangan Digital
- Dihadiri 25 Pakar & Praktisi Terkemuka, IKF 2024 Diikuti Lebih dari 1.600 Peserta
- Dukung Indonesia Fintech Summit 2024, Perusahaan Digital Rasakan Literasi Masyarakat Makin Tinggi
- Puluhan Perusahaan Raih BUMN Branding & Marketing Awards 2024