Kuat Ma'ruf & Finger Heart dari Sosok Jahat

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Kuat Ma'ruf & Finger Heart dari Sosok Jahat
Kuat Ma'ruf yang menjadi terdakwa perkara pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) seusai menjalani persidangan beragendakan pembacaan vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Jakarta, Selasa (14/2). Majelis hakim PN Jaksel menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara untuk Kuat Ma'ruf yang juga sopir keluarga Ferdy Sambo. Foto: Ricardo/JPNN.com

Motif pembunuhan terhadap Yosua dibangun di atas narasi pelecehan seksual. Narasi yang dibangun ialah Yosua sebagai ajudan Ferdy Sambo telah berbuat kurang ajar dengan memasuki kamar pribadi Putri Candrawathi dan mencoba memerkosa istri komandannya.

Sebuah narasi yang mirip rumah laba-laba, menjebak tetapi lemah. Narasi rumah laba-laba itu mudah dipatahkan karena tidak masuk ke dalam nalar.

Kamarudin Simanjuntak, pengacara vokal yang menjadi kuasa hukum keluarga Yosua, tanpa tedeng aling-aling menuduh balik bahwa justru Putri Candrawathi yang mempunyai hasrat terhadap Yosua, tetapi tidak dilayani.

Motif cinta tertolak itu sempat muncul dalam persidangan, tetapi tidak ada saksi yang cukup kuat untuk sampai pada kesimpulan pelecehan seksual.

Sambo dihukum mati, sedangkan Putri dijatuhi hukuman 20 tahun penjara, karena dianggap berada pada episentrum kasus pembunuhan itu. Alibi yang awalnya mau dibangun itu terbongkar oleh mesin pendeteksi kebohongan, lie detector.

Di antara para aktor utama itu ada juga para figuran yang menjadi pelengkap permainan sesuai skenario yang sudah dibangun. Seperti dalam film suspense, ada hero sang pahlawan, ada pula villain sang bajingan. Ada figuran yang dicintai oleh penonton, dan ada yang dicemooh penonton.

Richard Eliezer menjadi figuran yang mendapat simpati dari penonton. Ia menembak Yosua atas perintah Ferdy Sambo.

Dibandingkan Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf sebagai sesama figuran, Richard Eliezer dituntut paling tinggi, yakni 12 tahun penjara. Para penonton sidang membela Eliezer.

Di balik setiap laki-laki sukses terdapat peran seorang perempuan yang kuat. Di balik kejatuhan seorang laki-laki terdapat juga peran perempuan yang kuat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News