Kubis Indonesia Semakin Mendunia
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia memiliki beragam komoditas hortikultura. Dari ratusan jenis komoditas tersebut, hanya puluhan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Salah satunya adalah kubis.
Meski memiliki potensi ekonomi yang luar biasa, kubis sering dipandang sebelah mata.
Kubis sering dikonotasikan bernilai gizi rendah. Beberapa orang berpantang memakannya. Kubis kadang dituduh sebagai penyebab asam lambung.
Selama ini kubis sudah sangat akrab dengan ibu-ibu rumah tangga. Kubis bisa digunakan untuk beberapa masakan seperti sup, gado-gado, soto, dan pecel lele.
Kubis biasa ditanam di daerah dataran tinggi. Namun, saat ini juga sudah berkembang kubis di dataran menengah dan rendah. Ada dua jenis kubis yang biasa diproduksi oleh petani yaitu kubis daun dan bunga kol atau brokoli.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata ekspor kubis Indonesia per tahun dalam kurun 2013 -2017 mencapai 4.500 ton.
Pada periode Januari - Agustus 2018 mencapai 24,6 ribu ton. Angka itu naik dari periode yang sama pada 2017 yang sebanyak 22,1 ribu ton.
Kubis bahkan mencatatkan diri sebagai komoditas sayuran yang paling banyak diekspor dibanding jenis sayuran lain seperti jagung manis, bawang merah, selada dan sebagainya.
Indonesia memiliki beragam komoditas hortikultura. Dari ratusan jenis komoditas tersebut, hanya puluhan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Salah satunya kubis
- Menteri SYL Sampaikan Arah Kebijakan Pertanian Kementan Pada 2021
- Harga Kedelai tak Stabil, Mentan Syahrul Yasin Limpo Langsung Lakukan Ini
- Kementan Ungkap 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia
- Realisasi RJIT Ditjen PSP Kementan di Kabupaten Bandung Melebihi Target
- Mentan SYL Tingkatkan Produksi Pertanian di Sulawesi Utara
- Covid-19 Tantangan Bagi Kementan untuk Penyediaan Pangan, Mohon Doanya