Kubu AHY Harus Buka Data Menguatkan Tudingan, Jangan Sampai Dianggap Fitnah
![Kubu AHY Harus Buka Data Menguatkan Tudingan, Jangan Sampai Dianggap Fitnah](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2017/01/26/10ff7d419a7821dc96e55d10734267e1.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Said Salahudin menilai elite Partai Demokrat perlu segera membuka data terkait isu kudeta kepemimpinan di tubuh partai tersebut.
Tujuannya, untuk memperkuat tudingan yang sebelumnya mereka lancarkan. Antara lain, menduga Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko hendak melakukan kudeta bersama sejumlah kader partai berlambang mercy tersebut terhadap kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Tudingan lain, Presiden Joko Widodo disebut-sebut merestui upaya tersebut.
"Itu kan Moeldoko sudah membantah, sekarang Demokrat perlu membuka datanya," ujar Said kepada JPNN.com, Rabu (3/2).
Menurut Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) ini, data yang dimaksud dapat berupa testimoni, maupun dokumen yang diperlukan.
"Kalau ada testimoni, ya disampaikan bagaimana isinya dan siapa yang menyampaikan testimoni itu. Kemudian dokumen, mana dokumennya," ucap Said.
Lebih lanjut pemerhati hukum tata negara ini menyatakan, bukti sangat penting. Jangan sampai masyarakat nantinya malah menduga tudingan elite PD hanyalah fitnah semata.
"Publik juga mau mendengar dan melihat, jangan nanti jatuhnya menjadi fitnah. Harus fair, tanggung jawab, karena ini sudah menjadi isu publik, maka harus punya responsibility," katanya.
Kubu AHY dinilai perlu membuka data untuk menguatkan tudingan, jangan sampai malah dianggap menebar fitnah.
- Herzaky Kenang Momen Wisuda Doktor Bareng Bendum Demokrat, Lalu Minta Maaf
- Renville Antonio Meninggal Dunia, Ibas: Demokrat Berduka, Mohon Doanya
- Bendum Demokrat Renville Antonio Meninggal Dunia, Jansen Sitindaon Bilang Begini
- Innalilahi, Bendahara Umum Demokrat Renville Antonio Meninggal Dunia
- Tak Ingin IKN Mangkrak Kayak Hambalang, Demokrat: Cukupkan Saling Berbalas Dendam!
- Demokrat Apresiasi Respons Cepat Presiden Prabowo Soal LPG 3 Kg