Kuburan Jadi Markas Waria, Warga Citereup Resah
jpnn.com - jpnn.com - Warga Citereup, Kabupaten Bogor, merasa resah dengan kehadiran waria yang kerap menjajakan diri di wilayah tersebut. Mereka pun berharap pemerintah kecamatan dan dinas sosial turun tangan untuk merazianya.
Salah seorang warga, Anwar (35) mengatakan, waria kerap mangkal di dekat pintu tol Citeureup-Jagorawi dan kuburan dekat pusat perbelanjaan Ramayana.
“Mulai dari jam 02:00 pagi tempat itu sudah ramai. Paling parahnya dulu sewaktu sebelum dipasang spanduk larangan, jam 21:00 sampai 22:00 sudah ramai. Meski spanduk sudah dipasang, tetap saja mereka tidak kapok dan malah pindah jam operasinya pukul 02:00,” ujarnya kepada Radar Bogor, Senin (23/1).
Menurut dia, waria yang sering mangkal di Citereup berjumlah empat hingga lima orang. Sebelum dipasang spanduk, satu kelompoknya bisa belasan orang.
Waria itu ada di setiap jalan. “Kami risih melihat para waria ini,” terangnya.
Selain risih, kata dia, keberadaan waria ini telah menciptakan aksi kriminalitas. Seperti belum lama ini ada salah seorang waria dan pelanggannya jadi korban penusukan.
Sementara itu Babinsa Desa Puspanegara, Serma Sunawar mengaku sudah sering mengarahkan waria itu agar tidak lagi nongkrong dan menjajakan dirinya di Desa Puspanegara.
Hanya saja, arahannya tidak pernah didengarkan. “Tak hanya melarang waria itu nongkrong, kami juga sudah memasang spanduk yang berisikan menolak keberadaan mereka,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Warga Citereup, Kabupaten Bogor, merasa resah dengan kehadiran waria yang kerap menjajakan diri di wilayah tersebut. Mereka pun berharap pemerintah
- 5 Barbershop di Bogor yang Bisa Bikin Gaya Rambut Pria Makin Stylish
- Gaji Kader Posyandu di Bogor Cuma Rp 50 Ribu, Rena Da Frina Berjanji Akan Menaikkan
- Seusai Blusukan, Menhut Gelar 3 Rapat Terkait Tata Kelola Sawit
- Pulang dari Retreat Kabinet, Menhut Raja Juli Langsung Gaspol Kerja
- Sudah Tahu Belum, Taman Safari Indonesia Berlakukan Tiga Kelas
- Kebakaran Besar di Tajur Bogor, Lapak Pedagang dan Rumah Warga Hangus