Kucing Dalam Karung
Jumat, 27 Januari 2012 – 16:01 WIB
Kalau sang penanya punya back ground politik, jawabannya harus bermakna konotatif. Pertengahan Juli 2012 nanti, lima setengah bulan lagi, DKI bakal menggelar pemilihan Gubernur baru. Pesan kami tidak muluk-muluk. Jangan asal coblos, jangan asal pilih, jangan asal contreng. Jangan asal tunjuk. Jangan seperti memilih kucing dalam karung.
Baca Juga:
Tidak tahu asal usulnya? Tidak tahu track record-nya? Tidak tahu reputasi dan pengalaman memimpin? Apalagi tidak tahu konsep membangun Jakarta ke depan? Wah, itu hanya akan menyesal selama lima tahun. (iklan hari ini, red).
Idealnya, memutuskan pilihan pemimpin daerah itu harus yakin 100 persen, bahwa dia mampu! Mampu membawa Jakarta menjadi lebih baik. Mampu membuat Jakarta melompat lebih jauh! Tidak harus lima tahun langsung menjadi Singapura atau Hongkong. Hanya superman yang bisa begitu. Sayangnya, superman dan kawan-kawannya tidak ada yang dicalonkan partai. Juga tidak ada yang maju sebagai calon independen.
Jakarta butuh figur yang memiliki leadership yang kuat, berkarakter, bisa keras tegas seperti Gatotkaca, tetapi juga bisa romantis seperti Arjuna. Bisa menjaga disiplin seperti tentara, juga punya sense of art, kehalusan rasa sebagaimana seorang seniman. Tidak sekadar gubernur yang biasa-biasa saja. Bukan ahli normatif yang ada atau tidak adanya, tidak berkorelasi apapun. Ibarat pesawat terbang, Jakarta ini butuh seorang pilot. Pesawat tidak bisa mendarat dan terbang hanya dengan autopilot.
DUA hari berturut-turut, INDOPOS memasang iklan seruan "Jangan Pilih Kucing dalam Karung!" Tidak ada maksud apapun. Bukan atas pesanan
BERITA TERKAIT
- Batal Didatangi Massa Buruh, Balai Kota DKI Lengang
- Jangan Menunggu Bulan Purnama Menyapa Gulita Malam
- Dua Kali Getarkan Gedung, Bilateral Meeting Jalan Terus
- Agar Abadi, Tetaplah Menjadi Bintang di Langit
- Boris Yeltsin Disimbolkan Bendera, Kruschev Seni Kubisme
- Eskalator Terdalam 80 Meter, Mengusap Mulut Patung Anjing