Kuda Gelap

Oleh Dahlan Iskan

Kuda Gelap
Ilustrasi: disway.id

Sayang tidak ada Rizal Ramli --ekonom yang tetap tidak setuju cetak uang. Bahkan RR --kode untuk Rizal Ramli-- menilai DPR telah keterlaluan.

”Pantas kalau Gus Dur bilang DPR itu seperti taman kanak-kanak,” ujarnya. ”Persetujuan DPR itu betul-betul konyol,” kata RR pada saya tadi malam.

”BI menolak. Menkeu menolak. Kok DPR justru memberi persetujuan,” tambahnya.

RR memang anti-cetak uang-nya DPR --sekaligus antiutang-nya Sri Mulyani. RR justru memuji langkah menteri BUMN Erick Thohir. Yang menggunakan BRI untuk cari pinjaman murah.

”BRI itu top. Bisa dapat pinjaman dengan bunga dua persen. Jauh lebih murah dari pinjaman yang dibuat Sri Mulyani sebulan lalu. Yang bunganya 4,2 persen,” ujar Rizal. ”Makanya Menkeu kita itu disenangi kreditor. Bukan terbaik tapi terbalik,” tambah RR.

Saya pun japri ke Misbakhun. ”Anda sudah melihat video pernyataan RR soal taman kanak-kanak itu?” tanya saya pada Misbakhun tadi malam.

”Sudah. Berkali-kali,” jawabnya.

”Apakah Anda tidak perlu menemui RR? Agar terjadi dialog. Lantas bisa clear?” tanya saya lagi.

Cetak uang vs utang itu ternyata bukan lagi urusan perbedaan mazhab, tetapi sudah menjadi urusan saling curiga. Seru pula.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News