Kuda Messi Keledai Emosi
Oleh Dahlan Iskan
Penuh dengan emosi. Sepak bola tanpa emosi… apalah apalah apalah artinya.
Tidak percaya? Cobalah nonton pertandingan piala dunia sekarang ini. Cobalah jangan memihak salah satunya. Di mana asyiknya?
Menonton sepak bola itu harus memihak. Asyik…. bisa seperti jaran goyang.
Misalnya saat Mesir lawan Saudi Arabia. Sama sekali tidak menarik. Sama-sama Arabnya. Sama-sama sudah tersingkirnya.
Tapi tetap saja saya akan memihak Mesir. Karena ada Mo Salah-nya.
Memang ia dapat hadiah rumah di dekat Mekkah. Oleh raja Saudi. Setelah Salah mencetak gol terbanyak di Inggris. Dan mendapat tropi pemain terbaik Inggris tahun ini.
Tapi saya tetap memihak Mesir: karena ia Liverpool. Padahal mestinya saya itu memihak Chelsea. Di Chelsea-lah saya belajar mengelola suporter sepak bola.
Atribut Persebaya itu dulunya terinspirasi dari Chelsea. Tapi emosi saya tetap di Liverpool: sejak Liverpool dapat hadiah penalti.