Kudeta
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Momen inilah yang banyak disebut sebagai ‘’the creeping coup’’ atau ‘’kudeta merangkak’’ yang dialami oleh Megawati.
Disebut sebagai kudeta merangkak, karena kudeta itu dilakukan secara mengendap-endap sambil merangkak, sehingga gerakannya tidak terdeteksi.
Kudeta merangkak itu dilakukan Jokowi dengan jalan melakukan kampanye pencitraan yang masif menjelang pemilu presiden.
Masa jabatannya yang singkat selama menjadi gubernur DKI Jakarta dimanfaatkan secara maksimal untuk menggalang pencitraan untuk mendongkrak popularitas.
Megawati--yang pada waktu itu sebenarnya masih menyimpan keinginan untuk maju lagi—tidak bisa berkutik ketika disodori data mengenai elektabilitas Jokowi yang melejit tak terbendung.
Tidak ada pilihan lain bagi Megawati kecuali menyerahkan tiket capres kepada Jokowi.
Sikap berat hati itu terlihat dari pernyataan Megawati yang menyebut Jokowi sebagai ‘’petugas partai’’.
Istilah itu kemudian menjadi kosakata politik yang sering disebut dalam berbagai kesempatan.
Kudeta merangkak ini bisa jadi akan membawa akhir yang tragis bagi karier politik Megawati Soekarnoputri.
- Prabowo Tak Diundang ke HUT PDIP, tetapi Bakal Diminta Hadir Pas Kongres
- Gelar HUT ke-52 di Sekolah Partai, PDIP Lakukan dengan Konsep Seperti Ini
- Semir Rambut Jadi Hitam, Hasto: Persiapan Menghadapi KPK
- PDIP Yakin KPK Bakal Tahan Hasto pada Senin Nanti, Tujuannya Mengganggu Kongres Partai
- Kongres V Bakal Tindak Lanjuti Hasil Rakernas Soal Penetapan Megawati Jadi Ketum PDIP
- Tak Akan Lari, Hasto Bakal Hadapi Penyidik KPK pada 13 Januari