Kudeta
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Bonucci lari melompat pagar pembatas penonton dan menggenggamkan dua tangannya ke arah suporter Italia di belakang bawang Inggris. Bonucci seperti gladiator berdarah dingin yang baru saja membunuh lawannya.
Selama setengah jam berikutnya Inggris kehilangan nyawa. Perpanjangan waktu 2x15 menit adalah penantian panjang menuju vonis kematian. Pemain-pemain Inggris kehilangan akal untuk menembus pertahanan lawan.
Selain duo tukang jagal itu, Italia masih punya penjaga benteng muda nan kokoh tak tertembus, Gialuigi Donnarumma. Nama depannya sama dengan legenda kiper Italia, Gianluigi Buffon.
Sungguh sebuah paradoks. Ketika Italia juara dengan menyandang status sebagai tim paling produktif, justru yang menjadi pemain terbaik sepanjang turnamen adalah sang kiper Donnarumma. Ini menjadi bukti kokohnya lini Italia dari belakang sampai depan.
Italia menjadi juara dan menjadi tim tak terkalahkan sepanjang turnamen. Total 34 kali pertandingan--selama dilatih oleh sang maestro Roberto Mancini--Italia tidak pernah kalah.
The Invincible, Yang Tak Terkalahkan, mengulang sejarah Arsenal yang menjadi juara Liga Inggris tanpa pernah kalah sekali pun pada musim kompetisi 2003-2004.
Sebagaimana Arsene Wenger yang mendapat gelar lapangan "The Professor" yang menciptakan mahakarya "Arsenal The Invincible", Roberto Mancini pun layak mendapat gelar kehormatan PhD dari komunitas sepak bola dunia.
Mancini membuktikan bahwa dia adalah masterclass tactician, juru racik taktik kelas dewa.
Tiga algojo yang dipilih Gareth Southgate adalah anak-anak kecil. Belum jangkap nyawanya ketika ditunjuk sebagai algojo.
- Ocehan Roberto Mancini Soal Timnas Indonesia Perlahan Terbukti
- Dipecat Arab Saudi, Roberto Mancini CLBK dengan Timnas Italia?
- Gegara Ini Roberto Mancini Terancam Dipecat Arab Saudi
- UEFA Nations League: Italia Ganyang Prancis, Israel Hancur
- Arab Saudi Ditahan Imbang Timnas Indonesia, Roberto Mancini Menyalahkan Ini
- Begini Siasat Roberto Mancini untuk Menghadapi Timnas Indonesia