Kue Haji Hatim, Harumnya sampai Jakarta
Minggu, 25 Maret 2012 – 09:03 WIB
Diakui Maskota, untuk membuat kue-kue tersebut, dirinya hanya perlu melihat. Dasar memang bakat, Maskota tidak pernah kesulitan membuat menu-menu baru. Bagi Maskota, yang terpenting adalah mencoba. Kalau tidak begitu, tidak akan tahu hasilnya.
Kendati demikian, dirinya tidak memproduksi kue setiap hari. Jika ada pesanan dari orang, barulah dia membuat kue tersebut. Maskota juga menerima pesanan kue tart, untuk ulang tahun hingga pernikahan.
Namun, dirinya juga membuat kue setiap hari, tapi tidak banyak. Itu hanya dijual di pagi hari, di depan rumahnya. “Buat sarapan. Biasanya juga ada temannya, nasi kuning sama nasi kebuli,” beber nenek 13 cucu ini.
Di hari-hari biasa, Maskota tidak menggenjot produksi kuenya. Diakuinya, pangsa pasar paling besar saat Ramadan tiba. Di luar Ramadan, dirinya hanya menjual kue-kue di pasar malam di daerah sekitarnya.
HAJI Hatim mungkin nama paling dicari saat bulan puasa (Ramadan) tiba. Bukan sosok fisiknya yang diburu, melainkan kue-kue tradisional yang dijualnya.
BERITA TERKAIT
- Bebica Ajak Wanita Indonesia Cantik Alami dan Lebih Percaya Diri
- Shindy Fioerla Ajak Puluhan Anak Yatim Rayakan Ulang Tahun Noah
- Gebyar Pernikahan Indonesia Hadirkan Nuansa Tradisional
- Simak Info dari IDI Boyolali soal Faktor Utama Pemicu Diare dan Pengobatannya
- IDI Brebes Ajak Masyarakat Mengenali Penyakit Radang Usus dan Pengobatannya
- 5 Khasiat Rutin Minum Air Cengkeh, Bantu Obati Batuk