Kuil Emas di Jepang yang Menyimpan Tiga Mumi Penguasa
Dinding Dilapisi Emas, Dihiasi Permata
Jumat, 30 Maret 2012 – 00:30 WIB

Pengunjung mengamati Kuil Emas penyimpan mumi di Perfektur Iwate, Jepang. Foto : Rohman Budijanto/Jawa Pos
Di kuil induk, sisi kiri masih ditutup tripleks. Akibat terdampak gempa tahun lalu, beberapa bangunan kuil yang sudah tua retak. Setelah setahun bencana 11 Maret 2011 itu berlalu, renovasi belum tuntas. Sebab, membangun kembali situs tua itu butuh kehati-hatian. Prefektur Iwate termasuk terparah terkena gempa, tapi kebanyakan kerusakan terjadi di pantai akibat tsunami.
Jalan yang basah sudah dibersihkan dari salju. Onggokan salju membukit di beberapa tempat. Seorang pendeta berwajah damai, Choujun Kanno, menyambut kami. Tangannya terus memutar tasbih sembari memberikan wawancara kepada tujuh wartawan internasional, termasuk Jawa Pos, yang diundang pemerintah Jepang.
"Kuil ini dibangun untuk kedamaian," kata kepala pendeta itu tentang kuil yang dibangun pada abad ke-12 (sekitar tahun 1.100) itu.
Kuil yang terletak lebih dari 200 km di timur laut Tokyo itu dijadikan warisan dunia oleh UNESCO sejak Juni 2011. Ini menjadi penyemangat bangkitnya turisme Jepang yang terkulai oleh gempa, tsunami, dan kecelakaan nuklir di Fukushima. Lokasi ini sangat jauh di luar pengaruh kecelakaan nuklir itu.
Pembangun kuil cantik tersebut adalah Kiyohira, pemimpin pertama Klan Oshu Fujiwara. Dasarnya berbentuk bujur sangkar 5,5 meter dan tinggi sekitar delapan meter. Di dalamnya terpacak 32 patung berbagai sosok yang disucikan. Mestinya 33, tetapi hilang satu. Pose patung itu seperti adegan di singgasana raja.
Mumi jarang dikaitkan dengan Jepang. Tapi, di Kuil Emas ada tiga penguasa masa lalu yang menjadi mumi. Kuil di Prefektur Iwate itu saat ini direnovasi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu