Kuliahkah di Lebanon
Oleh Dahlan Iskan
Kamis, 27 Desember 2018 – 04:40 WIB
Tapi saya juga tahu: mereka adalah mahasiswa. Tinggal di asrama. Yang punya aturan beda dengan restoran.
Di akhir makan malam saya kembali khawatir. Cukupkah isi dompet ini?
Restoranlah yang membuat saya khawatir. Bukan mahasiswa itu.
Kartu kredit tidak laku di restoran ini. Harus bayar kontan. Saya menjauh dari mahasiswa. Saat membuka dompet.
Alhamdulillah. Uang terakhir masih cukup. Untuk naik taksi pulang ke hotel.(***)
Tinggal di Lebanon berarti hidup di tengah banyak aliran. Wilayah Hizbut Tahrir ada. Partai komunis pun ada. Tidak dilarang. Tapi juga tidak laku. Paling demo.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT