Kumpulkan Warga, Harus Cari Satu Per Satu ke Hutan
Senin, 08 April 2013 – 16:32 WIB

TURUN GUNUNG. Warga kampung Jobijoker yang ditemui Koran ini di tempat pengungsiannya yang terletak di kampung Bikar butuh tambahan gizi dimana perkampungannya sulit terjangkau butuh perhatian pemerintah. FOTO: andre siregar/radarsorong
Meski data tersebut dibantah pemerintah, kenyataan bahwa tragedi itu benar-benar terjadi tidak terbantahkan. Karena tidak ada penanganan dari pemerintah, mereka beramai-ramai mengungsi guna mencari pertolongan ke kampung terdekat. Tiga kampung itu adalah Jokbijoker, Bathe, dan Kaisefo.
Warga tiga kampung ini rela berjalan kaki berhari-hari menembus ganasnya alam Papua, menuju Kampung Bikar, kampung terakhir yang bisa dijangkau kendaraan dari Sausapor, ibu kota sementara Kabupaten Tambrauw.
Lukas Yesnath, salah seorang warga Jokbijoker yang masih bertahan di Kampung Bikar mengatakan, baginya, perjalanan paling cepat menuju Bikar adalah tiga hari tiga malam. "Itu pun kami harus topang lutut sampai dagu ini," katanya menggambarkan jalan terjal yang harus dilalui.
Jangan bayangkan ada jalan setapak seperti umumnya. Jalan menuju Jokbijoker melewati rimba yang masih perawan, menaiki gunung dengan berpegang pada pepohonan, serta menuruni lereng pegunungan yang curam. Kampung Jokbijoker terletak di pengunungan, dengan ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut, di wilayah Pegunungan Tambrauw.
Warga tiga kampung di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, yang terserang busung lapar dan wabah penyakit sempat mengungsi ke Kampung Bikar. Saat ini
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu