Kumpulkan Warga, Harus Cari Satu Per Satu ke Hutan
Senin, 08 April 2013 – 16:32 WIB
Benyamin, warga Kampung Bathe, menceritakan, masyarakat di kampungnya hidup berpencar-pencar. Bahkan, untuk mengumpulkan warga, butuh waktu berhari-hari. Mereka harus dicari satu per satu ke tengah hutan. "Kami sekarang ini lagi panen petatas dan kasbi. Jadi, kalau makanan kami banyak. Tapi, kalau mau turun (membawa ke Bikar, Red), itu agaknya susah, apalagi bawa makanan," kata Benyamin melalui penerjemah.
Kehidupan di kampung itu memang butuh perhatian pemerintah. Banyak anak yang tidak mengenyam pendidikan. Mereka lahir, tumbuh, dan membaur dengan hutan.
Lukas dan Benyamin mengaku sempat mendata dan menemui warga di tiga kampung tersebut untuk mengajak pindah, turun gunung mengikuti rencana relokasi pemerintah daerah. Tetapi, warga menolak karena merasa sebagai pemilik dan penjaga hutan di sekitar kampung mereka. (*/c2/nw)
Warga tiga kampung di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, yang terserang busung lapar dan wabah penyakit sempat mengungsi ke Kampung Bikar. Saat ini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala