Kumpulkan Warga, Harus Cari Satu Per Satu ke Hutan
Senin, 08 April 2013 – 16:32 WIB

TURUN GUNUNG. Warga kampung Jobijoker yang ditemui Koran ini di tempat pengungsiannya yang terletak di kampung Bikar butuh tambahan gizi dimana perkampungannya sulit terjangkau butuh perhatian pemerintah. FOTO: andre siregar/radarsorong
Benyamin, warga Kampung Bathe, menceritakan, masyarakat di kampungnya hidup berpencar-pencar. Bahkan, untuk mengumpulkan warga, butuh waktu berhari-hari. Mereka harus dicari satu per satu ke tengah hutan. "Kami sekarang ini lagi panen petatas dan kasbi. Jadi, kalau makanan kami banyak. Tapi, kalau mau turun (membawa ke Bikar, Red), itu agaknya susah, apalagi bawa makanan," kata Benyamin melalui penerjemah.
Kehidupan di kampung itu memang butuh perhatian pemerintah. Banyak anak yang tidak mengenyam pendidikan. Mereka lahir, tumbuh, dan membaur dengan hutan.
Lukas dan Benyamin mengaku sempat mendata dan menemui warga di tiga kampung tersebut untuk mengajak pindah, turun gunung mengikuti rencana relokasi pemerintah daerah. Tetapi, warga menolak karena merasa sebagai pemilik dan penjaga hutan di sekitar kampung mereka. (*/c2/nw)
Warga tiga kampung di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, yang terserang busung lapar dan wabah penyakit sempat mengungsi ke Kampung Bikar. Saat ini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu