CEO Message Arief Yahya
Kunjungan Akbar Raja Salman
Tak hanya itu, si raja juga disegani oleh negara-negara Barat. Karena punya kharisma, maka berani saya katakan beliau adalah endorser terbaik untuk target market kita di negara-negara Timur Tengah.
Seperti halnya kasus Mandeh, saya yakin begitu Raja Salman datang ke Bali maka awareness Bali di kalangan wisman Timur Tengah bakal terkerek naik. Saya yakin akan terjadi akselerasi pertumbuhan kedatangan wisman Timur Tengah setelah kedatangan beliau.
Kita tahu Bali populer. Raja Salman juga populer. Ketika populer ketemu populer, maka harusnya akan menghasilkan impact yang luar biasa. Sebuah destinasi wisata, begitu dikunjungi orang hebat, maka popularitasnya akan melompat dahsyat. Pattern-nya memang begitu.
Jadi selaras dengan ide momentum marketing, kita harus memanfaatkan beberapa hari kehadiran Raja Salman di Bali untuk menciptakan PR tentang Bali dan ujung-ujungnya menggenjot kedatangan wisman dari Timur Tengah. Selama seminggu ke depan setiap detail aktivitas Raja Salman akan menjadi trending topic di media.
Berbagai sisi dari Sang Raja bakal ingin diketahui: tujuannya, keluarganya, kekayaannya, pangeran yang ganteng-ganteng, putri dan keponakannya yang cantik-cantik, pengawalnya yang begitu setia, hingga tangga keluar pesawat yang didatangkan khusus dari negaranya.
Semuanya menjadi konsumsi media yang sangat seru, karena merupakan human interest, beliau juga menjadi center of attention, maka kita manfaatkan beliau sebagai endorser. Kira-kira idenya ke situ.
Zero Budget, High Impact
Dari pengalaman panjang di Telkom, akhirnya saya punya sebuah kesimpulan yang barangkali tak banyak orang tahu dan berbau paradoks. Kesimpulannya: semakin mahal endorser, maka ujung-ujungnya semakin murah.
Kalau kita menyewa endorser yang mahal alias lagi top-topnya, maka si endorser menghasilkan impresi yang sangat tinggi dan powerful. Ini biasanya diikuti dengan conversion rate yang tinggi pula.
Dengan impresi yang sangat tinggi, maka sesungguhnya biaya per impresinya jauh lebih rendah. Atau dengan kata lain price per performance-nya rendah. Karena itu kalau memilih endorser jangan tanggung-tanggung, yang bagus sekalian.
Contohnya, dulu ketika saya jadi CEO pernah menggunakan seorang penyanyi terkenal sebagai endorser salah satu produk, saat si artis di puncak-puncaknya. Karena sedang di puncak sukses, memang harganya selangit.
Namun kalau dibandingkan impresinya yang sangat tinggi, maka ujung-ujungnya price per performance-nya rendah. Atau dengan kata lain, menggunakan endorser yang sangat mahal itu ujung-ujungnya murah.
Pertanyaanya, bagaimana dengan Raja Salman? Kalau untuk Raja Salman kasusnya istimewa. Kenapa? Karena kita nggak bayar alias price-nya nol, tapi performance-nya sangat tinggi.
Kunjungan Raja Salman dari Arab Saudi pada awal Maret 2017 ini adalah kabar baik bagi promosi pariwisata Indonesia. Perlu diingat, Raja Salman adalah
- Novita Hardini Sebut Penghapusan DAK Pariwisata akan Mencekik Daerah
- Pembukaan Program S2 King’s College London di KEK Singhasari Menandai Peluncuran HDZ & NHL
- Gandeng Wonderful Indonesia, Aice Merilis Es Krim Rasa Nusantara
- Kolaborasi Formula dan Wonderful Indonesia dalam Peringatan HKGN 2024
- Pertamina dan KBRI Alger Berkolaborasi dalam Pameran Foire Internationale d’Alger 2024
- Raja Salman Undang 50 Warga Negara Indonesia Naik Haji Gratis