Kunjungan Delegasi Jepang Lahirkan Kesepakatan Bisnis Rp 2,15 Triliun
jpnn.com, JAKARTA - Perjalanan delegasi bisnis Jepang ke Indonesia pada 27 Maret-1 April yang difasilitasi KBRI Tokyo menghasilkan kesepakatan bisnis senilai 150 juta dolar AS (sekitar Rp 2,15 tirliun).
Berbagai kesepakatan investasi itu penting bagi pemulihan ekonomi Indonesia pascapandemi, kata KBRI Tokyo dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi mengatakan ada komitmen investasi dan transfer teknologi dalam kesepakatan-kesepakatan bisnis itu.
"Delegasi bisnis Jepang ini telah dijajaki sejak lama oleh KBRI Tokyo. Sehingga pada kunjungan ke Indonesia, telah terdapat beberapa komitmen investasi dan sharing teknologi dari Jepang. KBRI Tokyo akan terus kawal realisasi komitmen investasi dari Jepang ini," kata Heri.
Menurut Heri, kunjungan bisnis tersebut merupakan yang pertama di sejak awal pandemi dan merupakan wujud dari sinergi dan kolaborasi yang baik antara perwakilan Indonesia di luar negeri dengan pemerintah pusat dan daerah.
Selama berada di Indonesia, delegasi bisnis Jepang itu telah bertemu dengan Menteri Kesehatan, Menteri Pertanian dan beberapa pejabat tinggi lainnya di kementerian/lembaga.
Mereka juga mengikuti business matching dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Indonesia Komite Jepang, Kadin Kota Bogor dan beberapa pihak swasta di bidang kesehatan dan pertanian.
Di akhir kunjungannya, delegasi Jepang itu mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur, Bali.
Perjalanan delegasi bisnis Jepang ke Indonesia pada 27 Maret-1 April yang difasilitasi KBRI Tokyo menghasilkan kesepakatan bisnis
- Terbitkan 2 Izin NPPBKC, Bea Cukai Jember Tegaskan Legal Itu Mudah dan Nyaman
- Kabar Kurang Sedap dari Timnas Indonesia Menjelang Jumpa Jepang
- Jepang Terancam Pincang saat Jumpa Timnas Indonesia
- Menko Airlangga Beberkan Upaya Pemerintah Menjaga Sektor Industri Dalam Negeri
- Perusahaan Nikel Diduga Pemalsu SK Bupati Halmahera Timur Dilaporkan ke Bareskrim
- Resmi Jabat Menaker yang Baru, Yassierli Sebut Ketenagakerjaan Bukan Hanya Soal Buruh