Kunjungi New Orleans Tujuh Tahun setelah Hancur Dihantam Badai Katrina (2)
Penjarakan Polisi Korup, Bikin Kota Makin Hidup
Jumat, 21 Desember 2012 – 00:01 WIB

TOKOH REFORMASI: Anthony Radosti (kiri), mantan detektif polisi yang kini menjadi direktur MCC New Orleans, bersama Arif Afandi. Foto: Arif Afandi for Jawa Pos
Penjarahan dan perampokan merajalela. Aparat kepolisian tak mampu mengendalikan keamanan kota. Bahkan, karena buruknya kualitas aparat, banyak petugas yang justru lari dari tugas.
"Kekacauan terjadi karena aparat kepolisiannya brengsek. Under qualification," kata Radosti.
Saat badai terjadi, kantor kepolisian kota kosong dan terendam banjir. Sekitar 400 personelnya kocar-kacir menyelamatkan diri. Sang komandan juga tidak ada di tempat. Akibatnya, tidak ada koordinasi di kepolisian.
Banyak korban tewas akibat kerusuhan dan perampokan. Malah, polisi juga sempat salah menembak warga sipil yang dikenal dengan peristiwa Jembatan Kanal.
Kota New Orleans ternyata punya sejarah buruk dengan polisi dan birokrasi. Cerita polisi yang membunuh warga sipil, aparat yang berpendidikan rendah,
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu