Kunjungi New Orleans Tujuh Tahun setelah Hancur Dihantam Badai Katrina (3-Habis)
Warga Bangkit saat Kota Akan Dibubarkan
Minggu, 23 Desember 2012 – 02:52 WIB
"Sebelum badai terjadi, partisipasi masyarakat di sini amat rendah. Karena itu, pemerintahan berjalan tanpa kontrol. Badai tersebut menyadarkan kami betapa korupnya pemerintahan di sini. Kami tidak ingin hal itu terulang kembali," kata Kaye saat bertemu rombongan peserta International Visitors Leadership Program (IVLP) dari Indonesia. Dia didampingi Khai Nguyen dan Keith Twitchell, direktur Comittee for Better New Orleans.
Sementara itu, LSM yang dipimpin Keith lebih fokus pada masalah peningkatan kualitas pendidikan. Dunia pendidikan ikut hancur ketika badai Katrina melintasi kota itu. Sejumlah gedung sekolah roboh diterjang banjir. Banyak guru yang akhirnya pindah ke kota lain atau di-PHK karena pemerintah tak kuat membayar gaji mereka.
"Kami mengajak warga untuk mau terlibat dalam pembangunan kota ini. Kami sedang mendidik kepemimpinan di kalangan anak muda," kata Keith menggebu-gebu.
Pria yang berusia di atas 60 tahun ini menceritakan, dulu warga New Orleans tidak peduli akan persoalan kotanya. Korupsi di pemerintahan kota marak karena tidak ada yang mengawasi. Badai Katrina, kata dia, memberikan kesempatan kepada warga untuk berbuat agar keadaan seperti dulu tidak terjadi lagi. Kini warga lebih terlibat untuk ketahanan mereka sendiri.
Badai Katrina membawa hikmah bagi imigran asal Vietnam yang tinggal di wilayah timur New Orleans. Jumlahnya sekitar 10 ribu jiwa. Berikut catatan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408