Kunjungi New Orleans Tujuh Tahun setelah Hancur Dihantam Badai Katrina (3-Habis)

Warga Bangkit saat Kota Akan Dibubarkan

Kunjungi New Orleans Tujuh Tahun setelah Hancur Dihantam Badai Katrina (3-Habis)
KOTA MUSIK: Pemandangan di kawasan French Market, New Orleans. Warga bisa menikmati musik blues di pinggir jalan. Foto: Arif Afandi for Jawa Pos
Sekadar diketahui, di Amerika pemerintahan kota yang dianggap bangkrut dan tidak bisa hidup sangat mungkin dilikuidasi atau dimerger dengan kota lain. Hal yang sama terjadi di Jepang. Ini berbeda dengan di Indonesia yang tetap memelihara kota atau kabupaten yang sulit berkembang dan lebih banyak mengandalkan sebagian besar anggarannya dari pusat.

Menurut orang dekat wali kota New Orleans itu, perombakan di pemerintah kota tidak terbatas pada penggantian para pejabat senior. Juga dibentuk beberapa lembaga baru seperti The Office of Performance and Accountability, semacam Dinas Bina Program di Pemerintah Kota Surabaya. Lembaga ini punya tugas mengontrol dan meningkatkan kinerja serta transparansi setiap dinas di pemerintah Kota New Orleans. Di beberapa kota yang saya kunjungi seperti Jacksonville (Florida), Salt Lake City (Utah), dan Los Angeles (California), lembaga seperti itu sudah lama ada.

Lantas bagaimana hasil reformasi pascabadai? Menurut Wise, telah terjadi perubahan yang sangat signifikan di berbagai bidang. Misalnya, soal pertumbuhan jumlah penduduk. Sebelum badai, jumlah penduduk Kota New Orleans hanya 420.080 jiwa. Setelah badai, jumlahnya turun hingga titik terendah. Baru pada 2008 mulai meningkat menjadi 343 ribu jiwa dan kini tumbuh menjadi 360 ribu jiwa.

"Saat ini pertumbuhan penduduk kami lebih bagus dibanding kota-kota lain di Amerika. Ekonomi tumbuh, lapangan pekerjaan tersedia sehingga menarik warga kota lain untuk pindah ke kota ini. Harga tanah pun jadi naik tajam," katanya.

Badai Katrina membawa hikmah bagi imigran asal Vietnam yang tinggal di wilayah timur New Orleans. Jumlahnya sekitar 10 ribu jiwa. Berikut catatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News