Kunjungi Palang Merah Thailand, Bukan Sekadar Tempat Donor Darah (1)
Saat Raja Ultah, Sehari Dapat 3.000 Kantong
Jumat, 18 Januari 2013 – 09:12 WIB
![Kunjungi Palang Merah Thailand, Bukan Sekadar Tempat Donor Darah (1)](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/watermark/20130118_085642/085642_499182_bok_pmi.jpg)
PARA RELAWAN: Tasanee Sakuldamrongpanich (dua dari kiri) bersama Arphone dan Sararit (paling kanan) serta seorang relawan lain. Foto: NANY W/JAWA POS
Di antaranya, 9 blood refrigerator (kulkas khusus darah) dan 3 kulkas untuk reagent (cairan untuk mengetes darah). Padahal, harga satu unit kulkas darah mencapai Rp 100 juta dan kulkas reagent sekitar Rp 50 juta.
Selain kulkas darah, RC menyumbangkan satu unit blood cross match (untuk memeriksa darah sesuai golongannya secara lebih detail sebelum diserahkan kepada pasien) seharga Rp 200 juta serta bio safety cabinet untuk menyamakan darah yang akan diberikan dengan contoh darah pasien. Itu penting agar darah tidak tertukar.
Rotary Club yang baru mendapat penghargaan tingkat dunia dari Rotary Club International itu juga menyumbangkan dua blood centrifuge (alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam whole blood) isi 12 bags dan empat lainnya yang berisi 4 bags. Itu adalah mesin pemisah trombosit dari whole blood (darah yang komponen-komponennya masih utuh). Whole blood itulah yang ditarik petugas PMI dari tubuh kita saat mendonorkan darah.
Satu di antara dua centrifuge tersebut didapat Rotary Club Surabaya Jembatan Merah dari hasil kerja samanya dengan Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya. Harga mesin itu yang berisi 4 bags mencapai Rp 360 juta per buah dan yang berisi 12 bags Rp 850 juta per buah.
BERKUNJUNG ke Palang Merah Thailand merupakan pengalaman tersendiri. Sebab, ternyata lembaga sosial itu bukan sekadar tempat orang mendonorkan darah
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah