Kunjungi Palang Merah Thailand, Bukan Sekadar Tempat Donor Darah (1)
Saat Raja Ultah, Sehari Dapat 3.000 Kantong
Jumat, 18 Januari 2013 – 09:12 WIB

PARA RELAWAN: Tasanee Sakuldamrongpanich (dua dari kiri) bersama Arphone dan Sararit (paling kanan) serta seorang relawan lain. Foto: NANY W/JAWA POS
Apakah orang asing tidak boleh mengisi buku itu? Pasti boleh. Hanya, ketika duduk di situ dan membuka buku tamu tersebut lembar demi lembar, saya tidak melihat ada tulisan berhuruf Latin. Semua ditulis dalam huruf Thai yang mirip huruf Sansekerta dan huruf Jawa. Karena itu, saya berasumsi, yang mengisi buku itu adalah masyarakat Thailand sendiri.
Buku ucapan yang diletakkan di meja tersebut memang hanya satu, tapi selalu diganti setiap isinya penuh.
Di balik meja tamu itu, banyak kursi berderet. Persis di sebuah poliklinik di rumah sakit. Kursi-kursi tersebut ditata rapi, menghadap ke arah yang sama. Yakni, pintu empat ruangan kecil di depannya yang merupakan ruangan untuk pemeriksaan awal sebelum donor baru diambil darahnya.
Tepat di samping pintu masuk ruang itu, ada semacam panel digital yang menunjukkan nomor. Bersamaan dengan orang yang keluar dari ruangan tersebut, nomor di panel itu juga berganti diiringi dengan panggilan lewat speaker.
BERKUNJUNG ke Palang Merah Thailand merupakan pengalaman tersendiri. Sebab, ternyata lembaga sosial itu bukan sekadar tempat orang mendonorkan darah
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu