Kunjungi Petani, ISEI Puji Program DMPA
Pada pengembangan jahe merah di desa tersebut, dinilai cukup unik karena dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Wangi yang beranggotakan 130 ibu-ibu rumah tangga dari 13 RT di desa itu.
KWT Mekar Wangi tersebut, mendapat bantuan bibit senilai hampir Rp50 juta untuk mengembangkan komoditas jahe merah dengan kapasitas produksi mencapai lebih dari 7 ton, atau dengan estimasi pemasukan mencapai Rp180 juta.
Saat ini sudah ada 5.000 polybag yang ditanami jahe merah, rencananya kelompok tersebut akan menanam jahe hingga 20 ribu polybag.
Dalam satu polybag ada dua bibit yang diperkirakan satu polybag mampu menghasilkan satu kilogram jahe.
"Awalnya sengaja kami minta pengembangan jahe merah ini, karena banyak manfaatnya, dan mudah ditanam serta pemeliharannya tidak terlalu rumit," kata Ketua KWT Mekar Wangi, Rita Ayuwandari.
Selain itu, program pengembangan tanaman hortikultura dikelola oleh KWT Maju Bersama yang beranggotakan 15 ibu-ibu rumah tangga dengan luas gaerapan 0,5 hektare, dengan estimasi pemasukan hasil dari program pengembangan itu senilai Rp66,8 juta.
Melalui Kelompok Tani Mekar Jaya, dengan anggota bejumlah 30 orang petani telah memproduksi pupuk kompos, yang bahan bakunya berasal dari limbah kelapa sawit dan dari kotoran sapi.
Produksi pupuk kompos yang dikembangkan masyarakat desa itu saat ini kapasitas produksinya mencapai 1.000 ton per bulan atau dengan estimasi pemasukan mencapai Rp1 miliar.
Muliaman Hadad mengatakan, program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) merupakan sebuah terobosan yang patut diapresiasi.
- Sambut Musim Tanam, Pupuk Indonesia Gelar Rembuk Tani
- Bertambah Lagi, Desa Energi Berdikari Pertamina Hadir di Indramayu
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan
- Rapat Bareng Kepala Baratin, Anggota Komisi IV Singgung Pengawasan Berbasis AI
- Petani Temanggung Mantap Dukung Agus Nadia: Programnya Paling Kongkret
- Petani Sambut Penyederhanaan Distribusi Pupuk Subsidi Pemerintah