Kuota 2.700, Masih Terserap 327 Orang

Kuota 2.700, Masih Terserap 327 Orang
Kuota 2.700, Masih Terserap 327 Orang
Seretnya penyerapan bantuan ini, menurut Hamid disebabkan karena program serupa juga dijalankan oleh pemkab dan pemkot. "Aturannya seorang guru tidak boleh menerima bantuan dari dua sumber," tandasnya. Untuk itu, guru sasaran Kemendikbud batal mendapatkan bantuan karena yang bersangkutan sudah menerima bantuan serupa dari pemkab atau pemkot.

Supaya tahun depan sasaran bantuan tidak berbenturan dengan sasaran pemda atau pemkot, Hamid mengatakan pihaknya akan memisahkan data guru penerima bantuan. Hamid menjelaskan, guru-guru yang dia data harus yang belum menerima bantuan dari pemkab atau pemkot. "Kalau bisa diawal tahun data sudah komplit. Sehingga bisa mencari guru lain untuk memperoleh bantuan," tandasnya.

Hamid menuturkan, tahun ini besaran bantuan yang diberikan kepada guru untuk melanjutkan pendidikan sarjana ini mencapai Rp 3,5 juta per tahun per guru. Bantuan ini memang relatif kecil. "Namanya saja bantuan," kata Hamid. Bantuan ini diberikan maksimal empat tahun bagi guru yang sama sekali belum menempuh pendidikan sarjana. Sedangkan bagi guru yang sedang menempuh pendidikan sarjana, diberikan hingga dia menamatkan program sarjana. "Intinya lama pendidikan tidak boleh lebih dari empat tahun," tutur Hamid.

Diakui bantuan cukup kecil, Hamid mengatakan nominal bantuan akan dinaikkan tahun depan. Hamid mengatakan, pihaknya bakal menaikkan nominal bantuan pendidikan sarjana ini menjadi Rp 5 juta pertahun. Untuk kuotanya sendiri, diperkirakan tetap sejumlah 2.700 orang.

JAKARTA - Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan guru menjadi sarjana, kurang optimal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News