Kupang, Menuju Kota Maritim Yang Gagal
Evaluasi Progres Pembangunan Maritim Era Jokowi-JK (2)
Saat ini telah terjadi ketidakadilan antargenerasi di Kota Kupang khususnya ekspresi publik di wilayah pesisir. Generasi tua, muda, anak-anak yang ada di periode 1990-an hingga awal 2000-an, masih bebas akses ke pantai untuk rekreasi atau kepentingan ekonomi.
Begitupun ruang kelola nelayan masih sangat luas. Namun kini, orang tua, muda, dan anak-anak sudah sulit bahkan tertutup aksesnya ke pantai. Bahkan pengakuan dari warga, untuk sekadar parkir motor di sekitar Hotel yang ada di Pasir Panjang saja dilarang oleh pihak keamanan hotel.
Di sinilah letak ketidakadilan antar generasi itu. Kebijakan pemkot di pesisir Kupang yang mengakibatkan ketidakadilan ini terjadi.
Walhi dan Sahabat Alam NTT juga menilai ruang kelola dan rekreasi rakyat tidak nyaman dan kian terbatas di pesisir.
Tercemarnya laut Kupang oleh sampah pembangunan dan adanya kebijakan “menemboki” pesisir membuat nelayan dan rakyat kebanyakan tidak punya akses. Padahal UU Nomor 1 tahun 2014 tentang Perubahan atas UU no 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pulau kecil.
Daerah sempadan pantai adalah kawasan milik negara yang hanya boleh untuk konservasi, rekreasi rakyat dan pembangunan yang terkait dengan infrastruktur ruang publik rakyat. Dan daerah sempadan pantai adalah 100 meter dari batas air pasang tertinggi. Faktanya di Kota Kupang hal itu tidak sesuai.
Area konservasi dan ketahanan menghadapi bencana. Dengan kebijakan Pemkot Kupang, area konservasi berkurang drastis. Hal ini dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem pesisir dan laut di Kota Kupang.
Apabila potret kebijakan pemkot Kupang terus dipertahankan seperti saat ini maka mental maritim akan hilang. Kita akan semakin abai dengan pesisir dan laut. Tidak mungkin menciptakan mental cinta laut kepada generasi kita kalau akses terhadap laut pesisir saja kian dipersulit dari waktu ke waktu.(fri/jpnn)
Indonesia merayakan Hari Maritim Nasional, Senin (21/8). Peringatan Hari Maritim di era Jokowi-JK seharusnya lebih kuat mengingat pasangan ini mengusung
Redaktur & Reporter : Friederich
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Ini Permintaan Walhi kepada Kapolri
- PDIP Tetapkan Sosok Ini Jadi Bakal Calon Gubernur NTT, Siapa Dia?
- Raffi Ahmad Mundur, Pembangunan Beach Club Gunungkidul Disetop?
- Koalisi Masyarakat Sipil Khawatir Revisi UU TNI Kembalikan Dwifungsi ABRI
- Pemerintah Harus Lakukan Ini untuk Atasi Penurunan Muka Tanah Jakarta
- Pemilu 2024: Kemunduran Demokrasi dan Ancaman Masa Depan Agenda Kerakyatan