Kuping Trump

Oleh: Dahlan Iskan

Kuping Trump
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Atau sudah memperhatikan, tetapi penembak jitu masih harus menunggu dulu sampai Thomas in action. Harus hati-hati. Agar penembak jitu tidak disalahkan di kemudian hari.

Tepat ketika akhirnya melepaskan tembakan sudah telat. Mungkin hanya telat satu kedipan. Lima tembakan telanjur dilakukan oleh Thomas. Dua plus tiga peluru.

Atau bersamaan. Saat penembak gila menembak, penembak jitu juga menembak. Karena itu tembakan Thomas sedikit berubah arah. Hanya mengenai telinga.

Atau Trump yang memang lagi bejo. Saat peluru mendesing posisi Trump lagi menoleh ke arah kiri.

Ternyata penting: saat pidato seringlah mengalihkan pandangan. Toleh kanan. Depan. Toleh kiri. Kalau saja Trump hanya bisa pidato sambil membaca teks wajahnya akan terpaku ke depan. Kening Trump yang terkena peluru.

Posisi atap gedung Agr yang di sebelah kiri itulah yang membuat satu korban tewas adalah orang yang duduk di deretan kanan Trump.

Peluru yang tidak mengenai Trump nyasar ke korban. Demikian juga dua orang yang terluka serius. Keduanya adalah orang yang duduk di deretan kiri podium. Tembakan Thomas tidak sampai ke Trump. Peluru lebih dulu mengenai dua orang itu.

Saat Trump lagi meringkuk di panggung itulah info baru masuk ke petugas yang melindungi Trump: si penembak sudah dilumpuhkan. Keadaan dinyatakan sudah aman. Trump harus dibawa meninggalkan lokasi.

FBI sudah meneliti isi sosmed Thomas Matthew Crooks penembak Donald Trump. Sejak Thomas bermedsos tahun 2019.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News